Page 56 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 56
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
Indische Bond (perkumpulan orang-orang Indo-Belanda), sering
mengekspresikan perjuangan kaum Indo untuk memperoleh perlakukan
yang sama dengan golongan Eropa totok dalam bidang politik.
Selain surat kabar yang berbahasa Belanda, orang-orang swasta
Eropa juga menerbitkan surat kabar berbahasa Melayu dan Jawa.
Menurut Ahmad Adam ada tiga kategori surat kabar berbahasa Melayu
yang diterbitkan oleh orang-orang swasta Eropa yaitu budaya atau
pendidikan, gereja, dan komersial.
13
Dalam cakupan kategori budaya atau pendidikan, terdapat surat
kabar mingguan Bromartani yang terbit pada 1855 di Surakarta.
Pengelola mingguan ini adalah C.F. Winter Sr. dan anaknya, G. Winter.
Bromartani berisi berbagai artikel tentang ilmu pengetahuan, berita-berita
dari luar negeri, berita kelahiran, kematian, penawaran dan pelelangan,
keputusan pemerintah, pengangkatan pegawai pemerintah, artikel-artikel
tentang pertanian dan industri, hikayat atau dongeng, dan berita tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di mana-mana. Pada tahun yang sama,
di Surakarta terbit juga Poespitamantjawarna di bawah pimpinan redaksi
De Jonge Winter. Kedua surat kabar tersebut ditulis dalam bahasa Jawa
kromo inggil dan memuat artikel tentang pengetahuan, kebudayaan, dan
informasi-informasi lainnya seperti berita kelahiran, pengumuman
pemerintah, pengangkatan pegawai, dan lain-lain.
Dalam kategori komersial, terbit antara lain mingguan Soerat
Kabar Malaijoe di Surabaya pada tahun 1856. Mingguan ini berbahasa
Melayu, di bawah redaksi Führi, dan memuat berita-berita perdagangan
di Jawa Timur. Lange & Co. di Batavia menerbitkan mingguan
berbahasa Melayu Soerat Chabar Betawi pada tahun 1858. Surat kabar ini
ditulis dengan huruf latin dan Arab, dan memuat berita tentang
perdagangan dan peristiwa-peristiwa di Batavia serta daerah-daerah lain
di Jawa. Van Dorp di Semarang menerbitkan Selompret Melajoe pada
tahun 1860, dan berlangsung sampai dengan tahun 1911. Selompret
Melajoe memuat terutama advertensi, berbahasa Melayu pasar, dan
ditujukan untuk kepentingan bisnis.
Untuk kepentingan gereja, pada tahun 1868 di Minahasa terbit
majalah bulanan Tjahaja Siang, dengan editornya Graafland yang
dibantu oleh para pembantu pendeta dan murid-murid sekolah missi.
Tjahaja Siang memuat terutama hal-hal keagamaan dan pendidikan.
48 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya