Page 32 - FLIBOOK DIGITAL UNTUK KELAS IX
P. 32
4. Gerakan Non Blok (GNB)
Indonesia meningkatkan keeratan kerja sama yang telah dijalin dari
lama, hal ini menurut Wuryanto (2017) gerakan Non Blok (GNB) dalam
bahasa Inggris disebut Non Aligned Movement (NAM) merupakan suatu
organisasi yang dipelopori oleh negara-negara yang merdeka yang
memiliki tekad kuat dalam melancarkan aksi-aksi politiknya menghadapi
situasi dunia yang ditandai dengan memuncaknya perang dingin antara
blok Barat dengan blok Timur.
Semangat untuk memajukan perdamaian dan kerja sama di dunia
mulai dilaksanakan secara tegas oleh pemerintah Indonesia. Dalam siding
Majelis Umum PBB tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno dalam
pidatonya yang berjudul “To Build A New Worl” berani mendesak PBB
agar mengadakan peninjauan kembali kedudukan markas PBB agar
dipindahkan ke tempat yang bebas dari suasana Perang Dingin. Pidato
tersebut mengundang reaksi dari Yugoslavia, Mesir, dan India. Presiden
Joseph Broz Tito dari Yugoslavia dan Presiden Gamal Abdul Nasser
mengirim undangan kepada Soekarno untuk mengadakan pertemuan
negara-negara Non-Blok. Akhhirnya, pertemuan antara negara-negara
Non-Blok diadakan di Kairo pada tanggal 5-12 Juni 1961.
Berdasarkan kesepakatan yang telah diambil di pertemuan Kairo,
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Non-Blok akhirnya
terlaksana pada tanggal 1-6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia. KTT
Beograd dihadiri oleh 25 kepala negara atau kepala pemerintahan. Dari
sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan dijuluki sebagai pendiri
gerakan Non-Blok. Kelima tokoh tersebut diantaranya:
Soekarno Gamal Abdul Nasser Joseph Broz Tito Jawaharlal Kwame Nkrumah
(Indonesia) (Mesir) (Yugoslavia) Nehru (India) (Ghana)
Gambar 16. Pendiri Gerakan Non Blok (GNB)
Sumber: https://www.berpendidikan.com/2020/12/tokoh-pendiri-dan-pemrakarsa-gerakan-non-
blok-dan-latar-belakangnya.html
27 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Semester 1/Kelas XI