Page 98 - BUKU SUPLEMEN REVISI APRIL 2022
P. 98
Penderita COVID-19 ada yang mengalami sesak napas bahkan gagal napas. Hal
ini menunjukkan bahwa mekanisme pernapasan yang normal terjadi pada orang
sehat, tentunya tidak berjalan lancar pada penderita COVID-19.
Virus menyebar melalui tetesan air liur yang muncrat dari mulut orang akibat
batuk atau bersin, yang kemudian masuk ke tubuh orang yang berada di dekatnya
melalui mulut, hidung dan mata. Virus kemudian masuk ke jalur pernafasan dan
membran mukus di bagian belakang tenggorokan, menempel pada sebuah
reseptor di dalam sel, dan mulai berkembang di sana.
Proses ini merusak jaringan pada paru-paru, membuat jaringan ini membengkak,
sehingga lebih sulit bagi paru-paru untuk memasok oksigen dan menyalurkan
keluar karbondioksida. Pembengkakan pada jaringan paru dan kurangnya oksigen
dalam darah membuat jaringan tersebut terisi dengan cairan, nanah dan sel yang
mati. Hal ini bisa membuat pasien mengalami kesulitan bernafas sehingga butuh
alat bantu pernafasan (ventilator). Dalam beberapa kasus, terjadi yang disebut
Sindrom Kesulitan Pernafasan Akut (Acute Respiratory Distress Syndrome),
sehingga bahkan dengan ventilator pun, pasien bisa meninggal karena kesulitan
pernafasan. Selain gangguan mekanisem pernapasan, penderita juga mengalami
gangguan khusus pada organ hidung seperti kehilangan penciuman.
Loss of sense and smell/Gangguan penciuman mulai banyak dilaporkan dari
beberapa negara. Gangguan penciuman dapat meliputi berkurangnya kemampuan
mencium (hiposmia) hingga hilangnya kemampuan mencium (anosmia). SARS-
CoV-2 dapat menyebabkan gangguan saraf melalui jalur langsung atau tidak
langsung. Karena keunikan anatomi sistem penciuman, termasuk bulbus
olfaktorius dan nervus olfaktorius, virus juga dapat masuk ke sistem saraf pusat.
Sel epitel pada hidung menunjukkan ekspresi reseptor relatif tinggi, yang
diperlukan untuk masuknya SARS-CoV-2.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID 19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata
5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Latihan pernapasan merupakan salah satu asuhan mandiri yang dapat diberikan
kepada pasien COVID 19. Latihan ini bermanfaat untuk mempertahankan fungsi
jaringan paru-paru sehingga efek pengerasan jaringan paru dapat dikurangi.
Latihan pernapasan ini sangat ideal apabila dilakukan oleh pasien sejak awal
infeksi COVID 19. (https://rsbm.baliprov.go.id/?p=1333).
You can do your party by wearing a mask
and practicing social distancing.
84