Page 21 - E-MODUL PPT FIX_Neat
P. 21

•Pusat kelengkungan cermin
  Pusat kelengkungan cermin merupakan titik di  pusat bola yang diiris menjadi cermin, biasanya disimbolkan dengan M.
           Vertex
            1)
                 Sifat bayangan pada cermin datar di mana sumbu utama bertemu dengan cermin dan disimbolkan
           Vertex merupakan titik di permukaan cermin
            Berdasarkan cara melukiskan pembentukan bayangan diatas dapat diketahui sifat-sifat
            dari cermin datar, yaitu:

            a)   Bayangan bersifat maya


                   Bayangan maya adalah bayangan yang terjadi karena perpotongan perpanjangan

                   sinar-sinar pantul atau dengan kata lain bayangan hanya dapat dilihat didalam

                   cermin, namun tidak dapat ditangkap layar.

            a)   Bayangan tegak (sama dengan benda)


            b)   Bayangan sama besar dengan bendanya


            c)   Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda kecermin



                Simaklah video penjelasan sifat bayangan pada cermin datar         Klik Disini

                dengan klik ikon berikut!

                                                                      Sumber : https://youtu.be/XiZDQttR-Go


        a.    Pembentukan bayangan pada cermin lengkung


        1)    Unsur-unsur pada cermin lengkung


                 Agar dapat memahami usur-unsur pada cermin cekung dan cembung perhatikan
                 Gambar 8.



          Berdasarkan gambar 8, maka kita dapat
          menentukan unsur-unsur cermin lengkung,
          yaitu sebagai berikut.
          a) Pusat kelengkungan cermin
          Pusat kelengkungan cermin merupakan titik di
          pusat bola yang diiris menjadi cermin, biasanya
          disimbolkan dengan M.
          b) Vertex
          Vertex merupakan titik di permukaan cermin di
          mana sumbu utama bertemu dengan cermin
          dan disimbolkan dengan O.                                          Sumber: Dok. Kemdikbud
                                                                     Gambar 8. Penampang melintang

                                                                                 cermin lengkung
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26