Page 96 - E-BOOK LATIHAN AKM LITERASI INFORMASI DAN FIKSI
P. 96
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, berdasarkan pengamatan morfologi
kawah Merapi dengan metode foto udara pada 3 November 2020, belum terlihat adanya
kubah lava baru. Sampai saat ini, kegempaan dan deformasi terjadi proses ekstrusi magma
secara cepat atau letusan eksplosif.
Potensi ancaman bahaya, berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas
sejauh maksimal lima kilometer. Berdasarkan evaluasi BPPTKG, disimpulkan aktivitas
vulkanik dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.
Dengan ditetapkan status siaga, BPPTKG merekomendasi penambangan di atur
sungai-sungai yang berhulu Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III
direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di
KRB III. "Termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi," kata Hanik.
BPPTKG turut mengimbau Pemkab Sleman, Pemkab Magelang, Pemkab Boyolali,
dan Pemkab Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya-upaya
mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang mana bisa terjadi setiap saat.
Hanik memaparkan, setelah mengalami erupsi besar tahun 2010, Merapi mengalami
erupsi magmatis Lagi 11 Agustus 2018 yang berlangsung sampai September 2019. Seiring
berhentinya ekstrusi magma, Merapi memasuki fase intrusi magma baru.
Hal itu ditandai meningkatnya gempa vulkanik dalam (VA) dan rangkaian letusan
eksplosif sampai 21 Juni 2020. Aktivitas vulkanik pun terus meningkat. Setelah letusan itu,
kegempaan internal vulkanik dangkal (VB) dan fase banyak (MP) mulai meningkat.
Sebagai perbandingan, pada Mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi dan gempa
MP terjadi 174 kali. Pada Juli 2020, terjadi gempa VA enam kali, gempa VB 33 kali, dan
gempa MP 229 kali.
Sesaat setelah terjadi letusan eksplosif pada 21 Juni 2020, terjadi babadan sebesar
empat sentimeter di sektor barat laut. Setelah itu, pemendekan jarak terus berlangsung dengan
laju sekitar tiga milimeter per hari sampai September 2020.
"Sejak Oktober 2020, kegempaan meningkat semakin intensif. Pada 4 November
2020, rata-rata gempa VB 29 kali per hari, MP 272 kali per hari, guguran (RF) 57 kali per
hari, hembusan (DG) 64 kali per hari; kata Hanik. Masyarakat diimbau tak panik
Menyusul kenaikan status aktivitas Merapi menjadi level III atau siaga, Gubernur
DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengimbau masyarakat sekitar Gunung Merapi tidak
panik. "Masyarakat saya kira tidak perlu panik, sudah hafal masyarakat di Sleman, khususnya
di sekitar Merapi," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (5/11).
Begitu pun dengan warga DIY di kabupaten dan kota lainnya, juga diminta untuk
tidak panik. Berdasarkan pemetaan sektoral, perkiraan daerah bahaya meliputi 12 desa yang
tersebar di DIY dan Jawa Tengah. "Hanya saya mohon yang jauh dari Merapi tidak usah
panik dengan kenaikan status," jelasnya.
Menurut Sultan, masyarakat di sekitar Gunung Merapi sudah mengetahui terkait
ancaman erupsi, Bahkan, mitigasi bencana Gunung Merapi juga sudah dipersiapkan oleh
pemerintah dan masyarakat sekitar.
96