Page 235 - KAYA atau MATI...Mbran 1927-2011
P. 235
pinggiran sungai Kapuas, yang terkadang
memakan waktu be bulan2.
“Hati2 mendayung sampannya..Jangan
lengah”, ujar Baebyh sambil mencium tangan
Mbran sebagai salam kasih sayang pelepasan
kepergian.
“Makannya jangan terlambat...biar nggak
sakit perut”, tambah Si istri yang masih muda
belia itu mengingatkan suaminya yang suka
makan terlambat.
Mbran
hanya
mengangguk
tanpa
membalas sepatah katapun sambil melepas tali
haduk ikatan sampannya dan melompat naik
keatas sampan dan duduk di buritan, perlahan
sampan itu di dayung dan sambil menoleh
kebelakang, matanya menatap Baebyh yang
berdiri
di pinggiran
sungai
melepas
keberangkatannya. Mbran tak berucap sepatah
katapun karna hatinya gundah, ada perasaan
aneh di relung hatinya, tapi Mbran tidak tahu,
pertanda apakah perasa’an anehnya itu.