Page 267 - KAYA atau MATI...Mbran 1927-2011
P. 267
Suara Acil Ijum yang panik diiringi
tangisnya terdengar menyayat hati dari dalam
rumahnya. Jeritan warga di tepian sungai yang
menyaksikan kejadian tersebut mengundang
warga lain segera berdatangan.
Baebyh berenang menepi menuju ke
rumah Amang Alan. Baebyh naik ke titian.
Baebyh dan Amnah bayinya dipapah oleh Amang
Alan masuk ke rumahnya.
“Kamu di sini saja istirahat, biar kami
yang menyelesaikan masalah ini dengan pihak
kapal,” kata Amang Alan sambil menyodorkan
segelas air putih. Hati Baebyh terasa diiris-iiris.
“Bagaimana caranya menjelaskan semua
ini kepada Si Pemeilik?” Bisik hati Baebyh.
Keesokan harinya, Baebyh berdiri terpaku
di depan reruntuhan rumah lantingnya ditemani
cahaya mentari pagi. Rumah lanting itu kini telah
rusak, separuh badannya menyeruduk ke air.
Semalam di bantu oleh para tetangga,
Baebyh mengevakuasi barang-barang yang