Page 63 - KAYA atau MATI...Mbran 1927-2011
P. 63

      Chapter Five
      Dentingan jam tembok yang tergantung
di dalam Mesjid Nur hanya berbunyi sekali,
menandakan malam itu sudah jam satu dinihari.
Mbran yang masih setia menunggui lapak
dagangannya diseberang jalan di ujung Pasar
Belauran terkesima mendengarnya.
”Waduh, aku harus buru2 merapikan
lapak Jualanku”, gerutunya, “kalau nggak?”,
“Singasana pembaringanku di tempatin orang
lagi”. Secepatnya dimasukkan lapak ke dalam
karung tepung goninya, dengan tergopoh
dipanggulnya dibahu.
“Ahh lumayan berat juga ni karung”
senyumnya dengan hati yang bangga karna sore
tadi Mbran berhasil membelanjakan lagi hasil



















































































   61   62   63   64   65