Page 30 - E-MODUL SALINGTEMAS TERINTEGRASI MODEL POE
P. 30
Gempa dengan magnitudo cukup besar tersebut juga berpotensi menyebabkan
munculnya gelombang tsunami. Berdasarkan permodelan, gelombang tsunami
tersebut memiliki potensi ketinggian 20 meter dengan jarak rendaman sekitar tiga
hingga empat kilometer. Gelombang tsunami akan tiba dalam waktu sekitar 30
menit usai terjadi gempa besar.
Menurut penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Pusat Studi Gempa Nasional
(PUSGEN) 2017, ada sekitar 16 titik gempa megathrust yang tersebar di sejumlah
kota-kota besar. Di antaranya adalah Aceh-Andaman, Nias-Simeulue, Kepulauan
Batu, Mentawai-Siberut, Mentawai–Pagai, Enggano, Selat Sunda Banten, Selatan
Jawa Barat, Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur, Selatan Bali, Selatan NTB, Selatan
NTT, Laut Banda Selatan, Laut Banda Utara, dan Utara Sulawesi.
Berdasarkan catatan, gempa besar di selatan Pulau Jawa yang menimbulkan
gelombang tsunami pernah terjadi pada 1994 di Banyuwangi dengan magnitudo 7
dan pada 2006 yang menyebabkan tsunami di Pangandaran akibat gempa
bermagnitudo 6,8.
Untuk gempa 1994, tidak ada catatan terjadi tsunami di DIY. Tetapi pada 2006 ada
catatan terjadi tsunami di selatan DIY tetapi jangkauannya tidak melebihi Gumuk
Pasir di Parang Kusumo. Meskipun demikian, berdasarkan penelitian yang
dilakukan diyakini pernah terjadi gempa megathrust di selatan Pulau Jawa dengan
magnitudo 9.
Umur radioaktif dari unsur-unsur yang ditemukan di Lebak Banten dan Bali
memiliki umur yang sama. Artinya, pernah ada tsunami di selatan Jawa yang
disebabkan gempa dengan magnitudo besar (megathrust).
Rentetan bencana gempa yang terjadi hingga menyebabkan tsunami di dua tahun
terakhir (2018-2019) seperti yang terjadi di Palu, Sulawesi, Selat Sunda dan
beberapa daerah lainnya menimbulkan banyak korban. Sehingga perlu adanya
kesadaran dan kewaspadaan akan bencana yang melanda negeri kita.
Sumber : news.okezone.com dan boombastis.com
E-Modul Salingtemas Terintegrasi Model POE 16