Page 121 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 121

    PERUNDANGAN ISLAM AWAL ABAD 2H - 4H
Selain munculnya gerakan pembukuan hadis tersebut, lahir pula gerakan pembukuan mazhab fiqh, yang dikenal dengan Mazhab Empat (Madzāhib al-Arbaʻah), yaitu Mazhab Ḥanafī, Mazhab Mālikī, Mazhab Syāfiʻī dan Mazhab Ḥanbalī yang akan diuraikan sebagaimana berikut:
A Mazhab Ḥanafī
MAZHAB ini dipelopori oleh Imām Abū Ḥanīfah raḥimahullah, yang memiliki nama lengkap al-Nuʻman bin Tsābit bin Zuthā (ada yang mengatakan Zuthī) bin Māha al-Taimī. Beliau dilahirkan di Kufah, Irak pada tahun 80H/699M. Sebuah bandar yang terkenal sebagai pusat ilmu Islam ketika itu, diasaskan oleh ʻAbd Allāh ibn Mas‘ūd RA (32H/652M), seorang sahabat zaman Rasulullah SAW.
Imām Abū Ḥanīfah merupakan seorang tābiʻīn. Beliau keturunan Persia (Iran), atau disebut juga dengan bangsa Aʻjam (bukan Arab). Namun ada pendapat lain yang menyatakan beliau dilahirkan di Afghanistan dan lain-lain. Ayahnya seorang peniaga kain. Dia sekali-sekala ikut serta dalam urusniaga ayahnya, akan tetapi minatnya yang lebih besar ialah ke arah membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Beliau dikenali dengan nama Abū Ḥanīfah karena salah seorang anaknya bernama Ḥanīfah. Ada juga yang mengatakan, bahwa sebutan Ḥanīfah, karena semenjak kecilnya sangat tekun belajar dan menghayati setiap yang dipelajarinya, maka dia dianggap seorang yang ḥānif (kecenderungan) pada agama. Itulah sebabnya dia masyhur dengan gelaran Abū Ḥanīfah. Ada juga yang mengatakan bahwa menurut bahasa Persia atau Parsi, Ḥanīfah berarti tinta. Imām Abū Ḥanīfah sangat rajin menulis hadis-hadis, ke mana dia pergi selalu membawa tinta. Karena itu dia dinamakan Abū Ḥanīfah.
     105




























































































   119   120   121   122   123