Page 176 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 176

    SEJARAH PERUNDANGAN ISLAM
  3 Bersumber Dari Wahyu (Rabbāniyyah)
Rabbāniyyah berasal dari kata Rabb (Allah SWT Maha Pencipta dan Pemelihara). Kata ini terulang
   sebanyak 3 kali dalam Al- Qur’an, yaitu Surah al-Māʼidah ayat 44 & 63, Surah Āli ʻImrān ayat 79. Rabbāniyyah dalam tiga ayat tersebut dimaksudkan untuk penisbatan sesuatu yang bersumber dari Allah SWT yang berupa wahyu. Hukum Islam bersifat rabbāniyyah berarti Islam selalu berorientasi kepada wahyu Allah SWT dalam segala hal, baik duniawi maupun ukhrawi. Rabbāniyyah meliputi 2 hal, yaitu Rabbāniyyah al-Mashdar dan Rabbāniyyah al-Ghāyah.
Gilap                 Minda
Dasar perbahasan hukum- hakam Islam adalah bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah satu peralihan (transition) menuju kehidupan akhirat yang kekal abadi. Dengan beriman kepada dasar ini, barulah seseorang itu dapat menghayati sepenuhnya kebijaksaan dalam penetapan hukum-hakam ini. Mengapa dasar ini penting dalam penghayatan hukum- hakam ini?
       Rabbāniyyah al-Mashdar: (Rabbāniyyah dalam sumber ajaran)
   160
Maksudnya adalah sumber teologi Islam adalah wahyu, bukan produk budaya, bukan pula rekayasa manusia, ia tidak bersumber dari ilmu-ilmu dari Timur dan pengetahuan dari Barat. Tapi sesungguhnya ia adalah mukjizat yang bersumber langsung dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:


























































































   174   175   176   177   178