Page 40 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 40
26
sejarah tamadun islam 2
A. Pengertian Ilmu Secara Bahasa
Kata ‘ilm termasuk yang berkaitan dengan ‘ālam, dalam pengamatan Rosenthal, terdapat 750 kali pengulangan di dalam Al-Qur’an. Menempati urutan ketiga sesudah kata Allāh dan Rabb yang diulang masing-masing sebanyak 2800 dan 950 kali.10 Semua itu memiliki makna tanda, petunjuk, atau indikasi yang dengannya sesuatu atau seseorang dikenal; kognisi atau label; ciri-ciri.11
Di dalam Islam, ilmu dilihat dari berbagai kaitannya dengan objek dan orang yang mempelajarinya. Ilmu dapat dikategorikan secara ontologi, epistemologi, psikologi dan aksiologi. Dari perspektif ontologi, perkataan ilmu terkait dengan alam yang memuat objek-objek ilmu pengetahuan serta peristiwa-peristiwa yang menunjukkan undang-undang di dalamnya (‘alāmāt), dan semua bentuk ilmu hanya akan kembali secara objektif kepada Allah SWT, yakni ‘alīm. Secara epistemologi, ilmu adalah bentuk kefahaman berdasarkan kepada sumbernya yang asli, metode serta perangkat-perangkat untuk memperolehinya. Kerangka ini, di dalam tradisi keilmuan Islam dimulai dengan Fiqh, setelah itu berkembang menjadi Ushūl al-Fiqh. Setelah perkembangan pesat Ilmu Fiqh dan Usulnya, lahir Ilmu Kalam sebelum bertemu dengan filsafat Yunani.
Tidak sebatas itu, melihat dari perspektif psikologi dan aksiologi, ilmu yang difahami tersebut perlu menjadikan manusia sejahtera dari sudut mengalami dan melalui perjalanannya secara individu dan bermasyarakat yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang dipandu oleh ilmu-ilmu yang dimiliki.
10 Franz Rosenthal, Knowledge Triumphant: The Concept of Knowledge in Medieval Islam dalam Wan Mohd. Nor Wan Daud, The Concept of Knowledge in Islam and its Implications for Education in Developing Country, terj. Munir, Konsep Pengetahuan dalam Islam, Bandung: Pustaka, 1997M, hlm. 34-35.
11 Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al-Attas, Bandung: Mizan, 2003, hlm. 144.