Page 82 - Presiden Republik Indonesia
P. 82

82




                      Yang mengiang di telingan saya sampai sekarang ialah ucapan ayah saya

                      waktu beliau menyerahkan saya kepada paman dan bibi saya: “Saya
                      menyerahkan Soeharto kepadamu. Silahkan asuh. Saya kuatir, kalau

                      dia terus tinggal di Kemusuk, dia tidak akan menjadi orang. Saya sangat

                      bersyukur jika anak ini memperoleh pendidikan dan bimbingan yang baik”.






              SAYA DARI DESA: CERITA DARI KEMUSUK DAN WONOGIRI    daerah yang subur jika dibandingkan dengan kehidupan di

                 Soeharto lahir di desa Kemusuk,  Argomulyo,  Godean,  daerah Godean.
              Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921, dari ibu bernama Sukirah.   Selama  bersekolah di  Wuryantoro,  Soeharto menekuni
              Ayahnya, Kertosudiro, seorang pejabat pengatur air (ulu-ulu).  semua  pelajaran.  Mata pelajaran  yang  paling disukainya
              Belum lagi berumur empat puluh hari, Soeharto harus dibawa  berhitung; ia biasa juga mendapat pujian dari gurunya. Karena
              ke rumah  Mbah Kromodiryo  karena ibunya sakit sehingga  keluarga  pamannya  taat dalam  menjalankan agama  maka
              tidak bisa menyusuinya.                             Soeharto pun mendapat  pelajaran  agama  yang lumayan
                 Masa  kecil dilaluinya di  Kemusuk  dengan  kehidupan  baik.  Pamannya juga  memberinya  latihan spiritual,  seperti
              keluarga petani yang tekun. Ia sering diajak ke sawah oleh  puasa setiap Senin dan Kamis dan tidur di tritisan (di bawah
              Mbah Kromo yang kadang-kadang menggendongnya sambil  ujung atap di luar  rumah). Ketekunan  dan kesungguhan
              membalik-balik  tanah atau  menaikkannya  ke  atas  garu.  pamannya selalu membekas dalam kenangan Soeharto dan
              Ketika usianya sudah lanjut, Soeharto tetap terkenang pada  menjadi  pegangan  baginya dalam  mengarungi  gelombang
              pengalaman di masa kecilnya ini. Bilamana ia dibawa ikut ke  kehidupan. Ajaran dan anjuran pamannya dijalaninya dengan
              sawah oleh  mbah Kromo, Soeharto senang sekali  mencari  tekun dan penuh keyakinan.
              belut yang memang menjadi makanan kesukaannya.         Setelah tamat Sekolah Rendah di Wuryantoro, Soeharto
                 Ketika  lengannya dilengkungkan  di  atas kepala  dan  masuk Sekolah Lanjutan Rendah (schakel school) di Wonogiri.
              ternyata telah bisa memegang telinga, Soeharto pun masuk  Mula-mula  ia tinggal dengan anak Prawirowihardjo di
              sekolah di desa Puluhan,  Godean. Kemudian  ia pindah ke  Selogiri; tetapi karena terjadi keretakan dalam rumah tangga
              Pedes, karena ibu dan ayah tirinya pindah rumah ke Kemusuk  Citratani, Soeharto pun dititipkan ayahnya kepada keluarga
              Kidul.  Karena  kepindahan  inilah ayahnya, Kertosudiro,  Harjowiyono.  Seperti  kebiasan  orang yang menumpang,
              memutuskan  untuk membawa  Soeharto ke  Wuryantoro,  Soeharto biasa membantu kerja rumah tangga Harjowiyono,
              Wonogiri, dan menitipkannya kepada bibinya (satu-satunya  yang kebetulan tidak mempunyai anak. Ia biasa membantu
              adik  ayahnya).  Kebetulan  suami  bibinya,  Prawiroharjo,  menjualkan hasil kerajinan tangan Ibu Harjowiyono. Selama
              bekerja  sebagai  mantri tani.  Soeharto dipindahkan  karena  tinggal  di  rumah itu,  Soeharto berkenalan  dengan  Kiai
              ayahnya berharap agar ia mendapat pendidikan yang lebih  Darjatmo,  seorang mubalig  yang terkenal  di  Wonogiri.
              baik,  meskipun  sebenarnya daerah  Wuryantoro  bukanlah  Dari ulama inilah Soeharto mendapat pengetahuan agama


              SOEHART O:1966-199 7



     Presiden Republik Indonesia FINAL ARTWORK_EditSBY.indd   82                                                         10/20/14   0:40
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87