Page 119 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 119
114 | Septian Teguh Wijiyanto
Guru yang mengajar di masing-masing jaran yang penting karena siswa MOSVIA
kelas kebanyakan guru-guru orang Belan- Magelang dituntut sudah benar-benar men-
da. Guru-guru pribumi mengajar mata pe- genali lingkungan kerja nantinya sebagai
lajaran Bahasa Melayu, Sunda, dan Jawa. pangreh praja.
Guru-guru Belanda tidak cukup baik untuk Pendidikan di MOSVIA Magelang
mengajar mata pelajaran bahasa sehingga tidak hanya berlangsung di dalam kelas
guru-guru dari pribumi diharuskan menga- dan melalui mata pelajaran saja. Ada ke-
jar siswa-siswa di MOSVIA Magelang. giatan yang menjadi fasilitas untuk para
Bahasa Belanda digunakan sebagai siswa-siswa mengembangkan kemampuan
bahasa pengantar yang digunakan ketika yang dimilikinya. Seperti yang dijelaskan
proses pembelajaran dilakukan, kecuali oleh Mohammad Noer sebagai berikut: Di
pada mata pelajaran bahasa seperti Bahasa MOSVIA, Mohammad Noer mendapatkan
Inggris, Melayu, Sunda, dan Jawa. Peng- pelajaran dan latihan dasar-dasar kepemi-
gunaan Bahasa Belanda sebagai pengantar mpinan yang kelak dapat menjadi bekal
tentu karena ketika siswa-siswa ini sudah memimpin masyarakat, untuk kemudi-
menjadi seorang pangreh praja maka me- an dikembangkan sendiri oleh para siswa
reka akan banyak menggunakan komuni- sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
kasi dengan Bahasa Belanda. Penggunaan Walaupun di sekolah tersebut tidak ter-
Bahasa Belanda dilakukan sebagai penye- dapat organisasi yang bersifat politik, di
suaian dan latihan untuk calon pangreh sana dibentuk suatu organisasi siswa-siswa
praja. MOSVIA yang dinamakan Perkumpulan
Siswa-siswa kelas 3 di MOSVIA Pandrija Tama. Maksud dan tujuan organi-
Magelang sebelum mereka mengikuti uji- sasi tersebut menumbuhkan solidaritas an-
an kelulusan ada mata pelajaran yang wa- tar mereka (Mien dan Nurinwa, 1996: 82).
jib mereka tempuh. Mata pelajaran ini ma- Siswa-siswa yang ada di MOSVIA
suk pada kurikulum sekolah sebagai bekal Magelang banyak menghabiskan waktu
untuk menyiapkan diri menjadi pegawai setelah selesai kegiatan belajar mengajar
pemerintah secara langsung. Mata pelaja- dengan mengembangkan kemampuan yang
ran Praktik Administrasi wajib ditempuh dimiliki melalui Perkumpulan Pandrija
siswa 6 jam per minggu, sebagai bagian Tama. Siswa-siswa MOSVIA Magelang
dari Praktik Administrasi mereka harus mengikuti pendidikan yang dipersiapkan
mengikuti kegiatan di luar sekolah. Siswa- untuk menjadi pegawai pemerintah,
siswa kelas 3 mengunjungi daerah Sema- lingkungan yang ada di sekolah diciptakan
rang, Jepara, Kudus, Demak, Jogjakarta, untuk memupuk solidaritas antara mereka.
dan Surakarta. Kunjungan ini dilakukan Pemerintah Hindia Belanda berharap nan-
di dalam Pemerintahan di masing-masing tinya para pangreh praja ini akan memili-
daerah tersebut, sehingga siswa-siswa ini ki solidaritas yang kuat antar pegawainya.
belajar secara langsung bagaimana men- Pemerintah Hindia Belanda menganggap
jadi pegawai pemerintah. Pembelajaran siswa-siswa di MOSVIA Magelang ber-
dengan mengunjungi pemerintahan dan sungguh-sungguh dalam mengikuti pendi-
belajar langsung ini merupakan mata pela- dikan. Kondisi ini relevan dengan hasil uji-
Jurnal Sejarah