Page 147 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 147

Bab VI — Dua Kendi untuk Menyimpan Air


                 Pada  musim-musim  ziarah,  dari  setiap  penjuru  para  biksu
            berjumlah ribuan berdatangan ke setiap tempat tersebut setiap hari,
            dan  semua  bepergian  dengan  tata  cara  yang  sama  (sebagaimana
            dijelaskan di atas). Biksu-biksu terhormat dan terpelajar dari Wihara
            Nalanda  menggunakan  tandu,  tapi  tak  pernah  menunggang  kuda;
            mereka yang berasal dari Wihara Maharaja juga melakukan hal yang
            sama.  Dalam  hal  ini,  bagasi  dibawa  oleh  orang  lain  atau  oleh  para
            pelayan  anak  laki-laki.  Demikianlah  kebiasaan  para  biksu  di  Barat
            (India).





































            menjaganya dengan sebilah pedang. Lalu muncullah seekor ular berbisa yang
            siap menyerang raja yang sedang tertidur. Saat itu, Kalandaka mengeluarkan
            suara bising, pengiring yang sedang bertugas melihat ular tersebut dan
            memotong-motongnya. Sebagai balas budi, raja menganugerahkan hutan
            ini untuk tupai-tupai dan hutan itu diberi nama “Kalandaka-venuvana.”

            Mengenai  Kalandaka,  lihat  Mahavagga  III.  Dan  mengenai  delapan  tempat
            ziarah, lihat Bab XX halaman 241-242, catatan kaki 158.


                                            133
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152