Page 171 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 171

Bab IX — Aturan Resepsi di Hari Uposatha


            dibagikan  kepada  satu  orang  dapat  mencukupi  tiga  orang.  Dalam
            perjamuan  yang  dilakukan  oleh  orang  kaya,  makanannya  bahkan
            tidak habis untuk 10 orang. Makanan yang berlebih diberikan untuk
            para biksu, di mana pelayan wihara ditugaskan untuk membawanya
            ke wihara.


                 Upacara resepsi Uposatha di Tiongkok berbeda dengan di India. Di
            Tiongkok, tuan rumah menyimpan makanan yang berlebih, dan para
            tamu tidak diperkenankan membawanya. Dalam hal ini, para biksu
            menyesuaikan  tindakan  dengan  kebiasaan  pada  waktu  itu,  merasa
            berkecukupan dan bebas dari pelanggaran, dengan demikian, tidak
            berarti  bahwa  pemberian  dari  tuan  rumah  tidak  sempurna.  Tetapi
            jika  tuan  rumah  (Danapati)  memutuskan  untuk  tidak  menyimpan
            makanan yang berlebih dan meminta para tamu untuk membawanya,
            para biksu dapat menerimanya sesuai keadaan.


                 Setelah para biksu selesai bersantap, mencuci tangan dan mulut,
            dan  makanan  yang  berlebih  dibereskan,  lantai  dibersihkan  dan
            bunga-bunga ditebarkan di atas lantai. Dupa dibakar sehingga udara
            menjadi  harum,  dan  apa  pun  yang  ingin  dipersembahkan  kepada
            para biksu ditata di hadapan mereka. Lalu bahan wangi sebesar buah
            pohon wu (biji Dryandra) dibagikan kepada setiap orang dan mereka
            menggosok  tangan  dengan  itu  agar  bersih  dan  wangi.  Kemudian,
            beberapa buah pinang dan pala yang dicampur dengan cengkeh dan
            kamper  dibagikan:  di  mana  dengan  memakannya,  mulut  menjadi
            wangi,  makanan  tercerna  baik,  dan  lendir  hilang.  Aneka  tanaman
            obat  yang  wangi  ini  dan  sebagainya  dibagikan  kepada  para  biksu
            setelah dibersihkan dengan air murni dan dibungkus daun.


                 Lalu  tuan  rumah  menghampiri  biksu  yang  paling  senior,  atau
            berdiri  di  sebelah  pembaca  (sutra),  menuangkan  air  dari  moncong
            kendi  ke  baskom,  sehingga  air  mengalir  keluar  bagaikan  batang
            tembaga  yang  tipis.  Seorang  biksu  melantunkan  Danagatha  sambil
            mengambil  bunga,  di  mana  air  yang  mengalir  dari  mulut  kendi
            dituangkan  ke  bunga.  Pertama-lama,  gatha  kata-kata  Buddha



                                            157
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176