Page 261 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 261

BAB XXII
                         ATURAN TIDUR DAN ISTIRAHAT









            KARENA  kamar  (di  wihara)  di  India  tidak  besar  dan  penghuninya
            banyak, ranjang dipinggirkan setelah penghuninya bangun. Ranjang
            ditempatkan  di  sudut  ruangan  atau  dibawa  ke  luar  pintu.  Lebar
            tempat tidur adalah dua hasta (= 3 kaki), dan panjangnya empat hasta
            (= 6 kaki). Matras dibuat dengan ukuran yang sama dan tidak berat.
            Lantai (kamar) dibersihkan dengan menaburkan kotoran sapi kering
            di atasnya. Berikutnya, kursi, balok kayu, alas kecil, dan sebagainya
            disusun. Kemudian seperti biasa, para biksu menempati tempat sesuai
            dengan tingkatan mereka. Peralatan yang diperlukan ditempatkan di
            rak. 163

                 Tidak ada kebiasaan menyekat ranjang dengan kain (sebagaimana
            di Tiongkok). Jika seseorang tidak seharusnya tidur sekamar dengan
            orang lain, itu jangan dilakukan. Dan jika semua orang sama-sama
            memenuhi  syarat,  apa  perlunya  membuat  partisi  (batas  pemisah)
            dengan orang lain?  Jika seseorang menggunakan tempat tidur milik
                              164
            Sangha, dia harus melapisi sesuatu di atasnya; dan untuk tujuan inilah
            alas kain (nishidana) digunakan. Jika seseorang tidak mengikuti aturan
            ini, dia akan menanggung konsekuensi negatif yakni ‘berpunggung
            hitam.’  Ada aturan yang ketat dari Buddha mengenai hal ini dan
                   165
            kita harus sangat berhati-hati.


            163  Mengenai ranjang dan sebagainya, lihat Cullavagga VIII.

            164  Terjemahan saya mengikuti ulasan dari Jiun Kasyapa. Seorang sramanera
            yang belum menerima upasampada (penahbisan lengkap) seharusnya tidak
            tidur sekamar dengan mereka yang telah menerima upasampada.

            165  Dalam teks tertera 累 (lei), bukan 黑 (hei). Kata 黑 (hei) lebih tepat. Dalam
            Mulasarvastivada-ekasatakarman:  ‘Buddha  mengatakan  bahwa  para  biksu


                                            247
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266