Page 144 - Buku Siswa Kelas 6 Tema 7 Revisi 2018
P. 144

Pantaskah Ia Menjadi Pemimpin?
                                                   Oleh: Santi Hendriyeti




                    Di ujung Gang Pinus, Pak Sabar duduk terkantuk di becaknya. Belum ada
                    penumpang yang membutuhkan jasanya untuk mengayuh. Biasanya, ketika
                    waktu kepulangan SD Tunas Bangsa tiba, ia dan teman-teman akan didatangi
                    banyak penumpang. Mengisi waktu istirahat seperti ini, biasanya Pak Sabar
                    dan teman-teman tukang becak lain tidur bersantai atau bercengkerama.


                    “Waduh, repot nih! Gang Secang sekarang dijadikan satu arah. Ada rambu
                    dilarang masuk di depan gang.” Pak Gimin yang baru tiba mengabari teman-
                    temannya.

                    “Wah,  iya  repot tuh!  Anak  SD  Tunas  Bangsa  kan banyak  yang  tinggal  di
                    Perumahan Nusantara. Untuk mengantarnya, akan lebih cepat jika kita lewat
                    Gang Secang,” Pak Udi menanggapi. “Masa sih kita harus berputar ke Jalan
                    Mangga Besar?” tambahnya

                    “Ya, tidak perlu repot begitu. Tidak perlu berputar. Kita kan hanya mengendarai
                    becak. Masuk saja menyelip di Gang Secang. Polisi pasti tidak tega menangkap
                    kita jika sudah melihat kita basah oleh keringat,” tanggap Pak Alam.

                    Mendengar ramai percakapan teman-temannya, Pak Sabar berusaha bangun
                    dari kantuknya.

                    “Hei.. sejak kapan aturan untuk becak berbeda dengan aturan untuk kendaraan
                    lain?” ujarnya. “Ya sama saja, kalau sudah ada rambu dilarang masuk, kita
                    harus mencari jalan lain.” tambahnya. “Pasti ada maksudnya, mengapa gang
                    itu  dijadikan  satu arah.  Setahu  saya,  Gang Secang  sempit.  Sering  terjadi
                    kemacetan, bahkan kecelakaan karena kendaraan yang berpapasan,” kata Pak
                    Sabar panjang lebar.

                    “Jadi, kau mau berputar jauh dan menambah pegal kakimu?” tanya Pak Alam.

                    “Ya, mau tidak mau. Aturan tetap aturan, jangan pernah membuat alasan untuk
                    melanggarnya.  Walaupun  tidak  ditangkap  polisi,  kita  tetap  saja  melanggar
                    aturan.”

                     “Apalagi kalau penumpang kita anak SD Tunas Bangsa. Malu, karena kita akan
                    menjadi contoh yang tidak baik. Belum lagi, jika justru si anak yang menegur
                    kita. Lebih malu lagi!” Pak Sabar menjawab dengan cepat.











                    138     Buku Siswa SD/MI Kelas VI






                                             Di unduh dari : Bukupaket.com
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149