Page 53 - E-MODUL SEJARAH LOKAL SITUS WONOSUKO SEBAGAI PENINGGALAN MEGALITIK DI BONDOWOSO
P. 53
@2022, Pendidikan Sejarah, Universitas Jember
Untuk memperjelas pemahaman anda silahkan baca teks di bawah ini!
Peninggalan megalitik di Jawa Timur sudah lama ditemukan di beberapa tempat seperti
Bojonegoro, Bondowoso, Lumajang dan Magetan. Peninggalan di wilayah ini terdiri dari kuburan
batu di Bondowoso, Bojonegoro, serta pandhusa dan dolmen di Besuki dan Bondowoso. Peninggalan
megalitik di Bondowoso berupa kuburan batu (pandhusa) dan dipelajari oleh Willems dan Van
Heekeren secara rinci (Sukendar. 1987: 19). Bondowoso merupakan kawasan yang menyimpan ri-
wayat sejarah kepurbakalaan dan peninggalan prasejarah berupa bangunan bangunan batu-batu be-
sar, yang oleh ahli purbakala disebut kebudayaan megalitikum. Penelitian tentang kebudayaan mega-
litikum di Bondowoso sudah dimulai sejak zaman kolonial Belanda. penelitian ini dilakukan oleh HE
Steinmezts Wakil Residen Bondowoso pada tahun (1891) tentang sistem kubur. B De Haan 1921
melakukan penggalian di desa Mrawan Tapen yang menemukan 79 kerangka dan mahkota dari
emas. Kemudian van Heekeren (1929) melanjutkan penelitian tersebut. Pada tahun (1938) WJ Wel-
lem mengadakan penggalian di situs Pekauman Grujugan dengan ditemukannya batu kennong,
pandhusa I, II dan patung nenek moyang (Mashoed, 2004: 17). Hasil penelitian arkeologi di Wilayah
Bondowoso menunjukkan adanya sebaran tinggalan megalitik yang dikelompokkan menjadi 8 jenis
meliputi silindris batu, sarkofagus, lumpang batu, arca, menhir dan kursi batu (Prasetyo, 2009: 1).
Batu dakon, dolmen (PIMB, 2019). Situs-situs dolmen, sarkofagus, batu kennong (silindris batu),
menhir, dan kubur batu di Bondowoso, letaknya tersebar di seluruh kecamatan dan desa-desa di se-
luruh Kabupaten. Salah satunya di kecamatan Tamanan yang meliputi beberapa desa diantaranya;
Wonosuko, Kalinyar, dan Kemirian (Mashoed, 2004: 32). Pucang Anom, Tamanan, dan Sumber
Kemuning (Dispendik Bondowoso, 2019).
E-modul Berbasis Discovery Learning 40