Page 76 - Ebook_Wilayah Perbatasan Natuna
P. 76

Gambar 10. Kampung (Kota) Tua Penagi
                            Sumber : Foto Dedi Yudia (2019)





                            Sebuah  perkampungan tua di Ranai,  Natuna,  yaitu Kampung Penagi atau lebih
                            dikenal dengan Kota Tua Penagi pernah menjadi pusat ekonomi Natuna Transaksi
                            jual beli di sana tidak saja melibatkan orang-orang dari Kepulauan Natuna (M. Iqbal
                            dkk., 2013). Banyak pedagang  datang dari Tanjungpinang, Batam, Pulau Sumatra,
                            Kalimantan,  bahkan  dari  Kuching  dan  Singapura.  Di  samping  itu,  banyak  warga
                            keturunan Tionghoa yang tinggal di Penagi membuat daerah ini memiliki julukan
                            sebagai China Town atau pecinannya Natuna. Namun,  terdapatnya berbagai etnis
                            justru menunjukan gambaran harmoni  dan kehidupan yang penuh toleransi  di
                            kampung ini.

                            Dalam  perkembangannya,  komposisi  etnis  Kabupaten  Natuna  pada  tahun  2000
                            berdasarkan sensus penduduk adalah sebagai berikut: Melayu, 85,27 %; Jawa,: 6,34
                            %; Tionghoa,: 2,52 %; Minangkabau, 0,70 %,; Batak, 0,50 %; Bugis,  0,38 %; Banjar,
                            0,14 %; dan lain-lain,: 4,15 %. Kemudian, pada tahun 2012, penduduk Natuna yang
                            sebagian besar etnis Melayu tersebar kei seluruh penjuru Natuna atau sekitar 92%
                            dari keseluruhan jumlah penduduk. Di samping etnis Melayu, di Natuna juga terdapat
                            etnis Jawa, Bugis, Batak, dan Minang.  Penduduk Melayu menerima keberadaan suku



              58                                               Sejarah Wilayah Perbatasan  Kepulauan Natuna
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81