Page 2 - SKH Palangka Post Edisi 26 November 2019
P. 2
OPINI
SELASA, 26 NOVEMBER 2019 02
Rindu Ayah Untukmu yang Kehilangan Jiwa
“ Kurindu
Oleh: Aufa Sahabat yang Resah
“ “
Bagai malam tanpa bulan dan bintang Oleh: Fitri Wahyuni Seperjuangan “
Gelap mencekam tanpa cahaya “ Oleh: Aufa
Begitupun hidupku Ada banyak panggilanmu “ “
Tanpa handirmu pahlawan penyemangatku Bunda, mamah ataupun ibu Oleh: Ahmad Fauzi Sebuah jiwa yang resah
Arah pikir tak terarah
Kesunyian menyelimuti jiwa Satu yang pasti “ Gelisah mencumbui raga
Derai tangis menyimpan luka Panggilan itu lebih mulia dibandingkan ratu Tak ada perkenalan di antara kita Terasa gundah membelenggu sukma
Terpendam beban sukma Untukmu yang selalu kurindu Bertemu bersatu dalam sebuah ikatan Laksana jiwa terbakar hangus
Ayah Kau hancurkan egomu Tak terpisahkan Seperti api yang melahap raga
Aku rindu Demi hadirkan tawa dibalik derai tangis kami Dunia seakan milik berdua Ribuan tanya memenuhi pikirku
Kenapa
Untukmu lelaki hebat dalam hidupku Kau relakan tubuhmu Tak tergoyahkan Ada apa
Apakah engkau tahu Demi diriku hadir didunia mu Namun waktu berkata lain Mengapa
Sering kali menetes air mataku Untukmu wanita yang selalu kurindu Kau hilang tanpa alasan Gelisah, resah, merasuk jiwa
Di saat teman-temanku bersama ayah mereka, tertawa Kau pelita ditengah kegelapan Resah hati ini terasa sepi Mengundang tanya menusuk damai
bahagia Memberikan secercah cahaya dan sebuah harapan Hati ingin berjumpa Lelah tanpa kata
Aku sering kali menangis mengingatmu Tak mampu membalas apa yang kau berikan Tapi apalah daya Terpaku menatap hampa
Ayah, aku benar-benar rindu Kau pelangi dalam jiwaku yang mewarnai kehidupan ku Hanya tinggal kenangan Marah, kesal, dan kecewa
Layaknya berlomba
Sedetik saja aku ingin bertemu Kau berikan kehangatan dalam pangkuanmu Meruntuhkan kesabaran di dada
Sedetik saja aku ingin menatap sayu wajahmu Syurgaku dibawah telapak kakimu Terukir jelas di hatiku
Namun itu hanya sekedar harap dalam khayalku Terima kasih telah hadir dihidupku Abadi dan tak terganti
Karena kau telah tiada Terimakasih telah hadir dengan senyuman Hanya kaulah sahabat dalam hidupku
Ayahku tercinta Satu hal yang pasti Meskipun langit telah memisahkan
Semoga kau tenang di alam sana Aku rindu padamu mama Aku dan kau bersama selamanya
Kriminalisasi
Peladang
Tradisional,
Seriously ?!
ELAS, jika kita
berkaca pada
situasi sekarang
Jini terkait bencana
kebakaran hutan dan la-
han pastinya akan muncul
statement – statement
dangkal yang menyebut
bahwa petani/peladang
merupakan akar masalah
dari segala kejadian hing-
ga menyebabkan kabut Penulis: Muhammad Faisal Azmi
asap di sebagian wilayah. Komisaris BKC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Fakultas
Pertanian UPR
Jika kita cermati, terkhususnya
bagi masyarakat suku dayak Ka-
limantan, berladang merupakan
suatu mata pencaharian serta
kearifan lokal yang diwariskan
secara turun temurun oleh le-
luhurnya. Sistem yang digunakan-
pun masih tradisional, masyarakat
melakukan kegiatan dengan istilah
“ladang berpindah” dengan cara
membakar lahan tentunya dengan
cara yang tradisional.
Pun - Masyarakat membakar,
tentunya mereka bukan sekedar
membakar karena ada metode
khusus yang dilaksanakan. Seperti
melakukan ritual terlebih dahulu
memohon kepada Ranying Hatalla
Langit agar tanah pada lahan yang
dibuka subur, serta memiliki hasil
ladang sebagai kebermanfaatan ke-
pada seluruh manusia. Kemudian,
Peladang akan memencar pada
patok-patok (batasan) lahan yang
telah ditentukan agar api tidak
menyebar ke lahan lainnya. Den-
gan persiapan yang matang juga
memprediksi serta menentukan
gerak arah angin peladang mulai
berpencar, membakar, dan men-
jalankan tugasnya masing-masing.
Jadi, tak ada alasan untuk meng-
kambing hitamkan peladang
atas teruknya kabut asap ini,
karena metode yang dipakai-pun
masih teramat tradisional dan
juga dengan perhitungan matang
serta penjagaan yang ketat oleh
beberapa kelompok masyarakat.
Mari berfikir jernih, kamerad !
jangan sampai kita sebagai kaum
yang ber-intelektual ikut meny-
alahkan petani dan peladang atas
bencana ini.
P
PALANGKA POSTALANGKA POST Redaktur Pelaksana : Agustinus Djatta, Redaktur : M Jaini, Rickover Lantera, Seventin Gustapatmi, Rangga Andika, Assisten Redaktur : Osten Siallagan. Reporter
di Palangka Raya : Wahyudi Hendra, M Habibi, Ferry Santoso, Arianata, Dewi Kencana Wati, Bella Romadhani, Adik Sigit Permana, M Ridwan Noor.
Koresponden, Nanga Bulik : Heriyadi, Sukamara : Fahriansyah, Sampit : HM Baderi (Ka Biro), Sumiati, Na ri, Kuala Pembuang : Untung Wahyudi, Fredy
Mansyur Huda, Kasongan : Khairul Saleh, Kuala Kurun : Anthoneal, Pulang Pisau : Asprianta, Muara Teweh : Agus Siddik, Puruk Cahu : Trisno, Buntok : Shinta,
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya Tamiang Layang : - , Kuala Kapuas : Bhakti Lapro Giadi, Sri Hayati, Pangkalan Bun : -
Penerbit : PT Media Palangka Pambelum
Terbit Pertama : 15 November 2001 Manager Produksi : Junaidi E endi, Operator Cetak : Ari Hartanto, Yunus Y Ikat, Kodrat P Aji, Tunes, Montas : Syahroni, Pra Cetak : Agung Priantoko, Ridwan
SK Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor C-15977HT/01.01 tanggal 24 Desember 2001 Ismail, Andriansyah, Gabriella Ois Meysiana.
Manager Keuangan & Akuntansi : -, Kabag Keuangan : -, Koordinator Sales & Marketing : Windraty Embang, Marketing Iklan Jakarta : Maya. Rahmad
Dewan Redaksi : Ediya Moralia, M Harris Sadikin, Pariyanto (08514680512), Account Executive : Meilisa Bela, Bagian Umum : Sigit Yadie Cahyo, HRD :-.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : M Harris Sadikin
Pemimpin Perusahaan : Revy Apriani Agen : Palangka Raya : Fathir Agency (0536-322203), Anang Sukri Agency (081329051738), Kumala Agency (082156411182), Pangkalan Bun : Agency Ijai
Kabag Litbang : Hairil Supriadi (08125092246, Pagatan : Agency Syahrian (082153037502).
Ombudsman : - Percetakan : PT Media Palangka Pambelum
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya (Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan)