Page 35 - Undang-undang Pokok Agraria No 5 Tahun 1960
P. 35

Sebagai yang telah diterangkan diatas, selain hak milik sebagai hak
                   turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah,
                   hukum agraria yang baru pada pokoknya mengenal hak-hak atas tanah,
                   menurut hukum adat sebagai yang disebut dalam pasal 16 ayat 1 huruf d
                   sampai dengan g. Adapun untuk memenuhi keperluan yang telah terasa
                   dalam masyarakat kita sekarang diadakan 2 hak baru, yaitu hak guna-usaha
                   (guna perusahaan pertanian, perikanan dan peternakan) dan hak guna-
                   bangunan (guna mendirikan/mempunyai bangunan diatas tanah orang lain)
                   pasal 16 ayat 1 huruf b dan c).
                          Adapun hak-hak yang ada pada mulai berlakunya Undang-Undang ini
                   semuanya akan dikonvensi menjadi salah satu hak yang baru menurut
                   Undang-undang Pokok Agraria.

                          IV.    Dasar-dasar untuk mengadakan kepastian hukum.

                          Usaha yang menuju kearah kepastian hak atas tanah ternyata dari
                   ketentuan dari pasal-pasal yang mengatur pendaftaran tanah. Pasal 23, 32
                   dan 38, ditujukan kepada para pemegang hak yang bersangkutan, dengan
                   maksud agar mereka memperoleh kepastian tentang haknya itu. Sedangkan
                   pasal 19 ditujukan kepada Pemerintah sebagai suatu instruksi, agar diseluruh
                   wilayah Indonesia diadakan pendaftaran tanah yang bersifat "rechts-
                   kadaster", artinya yang bertujuan menjamin kepastian hukum.
                          Adapun pendaftaran itu akan diselenggarakan dengan mengingat pada
                   kepentingan serta keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu-lintas
                   sosial ekonomi dan kemungkinan-kemungkinannya dalam bidang personil
                   dan peralatannya. Oleh karena itu maka akan didahulukan
                   penyelenggaraannya dikota-kota untuk lambat laun meningkat pada
                   kadaster yang meliputi seluruh wilayah Negara.
                          Sesuai dengan tujuannya yaitu akan memberikan kepastian hukum
                   maka pendaftaran itu diwajibkan bagi para pemegang hak yang
                   bersangkutan, dengan maksud agar mereka memperoleh kepastian tentang
                   haknya itu. Sedangkan pasal 19 ditujukan kepada Pemerintah sebagai suatu
                   instruksi; agar diseluruh wilayah Indonesia diadakan pendaftaran tanah yang
                   bersifat "rechts- kadaster", artinya yang bertujuan menjamin kepastian
                   hukum.
                          Adapun pendaftaran itu akan diselenggarakan dengan mengingat pada
                   kepentingan serta keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu-lintas
                   sosial ekonomi dan kemungkinan-kemungkinannya dalam bidang personil
                   dan peralatannya. Oleh karena itu lambat laun meningkat pada kadaster
                   yang meliputi seluruh wilahah Negara.
                          Sesuai dengan tujuannya yaitu akan memberikan kepastian hukum
                   maka pendaftaran itu diwajibkan bagi para pemegang hak yang
                   bersangkutan. Jika tidak diwajibkan maka diadakannya pendaftaran tanah,
                   yang terang akan memerlukan banyak tenaga, alat dan biaya itu, tidak akan
                   ada artinya sama sekali.
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40