Page 43 - Untitled-1
P. 43

udah siap-siap mau berangkat sekolah?”. “Iya   pesan kepadaku baik-baik di kota orang, dan
           yah, ini udah mau berangkat”, sambil ikat tali   jangan lupa sholat 5 waktu.
           sepatu, “Aku berangkat ya yah, Assalammu-
           laikum”, kataku sambil mencium tangannya.    Kota J, ibukota negara ini, yah akhirnya
           “Waalaikumsallam, hati-hati di jalan nak”.   aku sampai disini untuk melanjutkan pendi-
           Aku reza, murid SMA kelas 3, yang sebentar   dikanku, aku pun mulai mencari kos-kosan yang
           lagi memulai UN dan mudah-mudahan aku   dekat dengan universitasku. Setelah memulai
           bisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan   kuliah aku pun mencari kerjaan sampingan
           pendidikan ku ke universitas, aku ga mau lagi   untuk kebutuhan sehari-hariku, karena aku
           membebani ayah untuk biaya pendidikanku,   menolak kalo ayah mengirimkan uang bulanan
           makanya aku berusaha keras supaya aku bisa   buatku, aku ga mau lagi membebani ayah.
           mendapatkan beasiswa.
                                                        Setelah selesai kuliah aku pun mendapat
                 Di sekolah aku menjalani hari-hari sep-  panggilan untuk kerja di salah satu perusahaan
           erti kebanyakan orang, tidak ada yang istimewa   besar di kota J, setelah aku mulai kerja ke-
           ataupun kisah cinta anak SMA seperti sinetron   hidupanku berubah menjadi sibuk, pergi pagi
           di tv-tv. “Za!, kamu di panggil bu zahra di ru-  dan kadang pulang sampai larut malam, aku
           ang guru, kamu di suruh temuin dia sekarang”.   jadi jarang menelpon atau mengangkat telpon
           “Ehh iya fit, aku kesana sekarang, makasi ya”.   dari ayah.
           aku berjalan ke ruang guru untuk menemui
           wali kelasku, “assalammualaikum, ada apa ya   Drettt, drettt, hp ku bergetar, pasti ayah
           bu? tadi kata fitri ibu manggil saya”. “Waalai-  lagi yang menelpon, nah kan bener!. “Iya halo
           kumsallam, ehh iya za, ada yang mau ibu kasih   yah”, kataku menjawab telpon. “Halo nak,
           tau ke kamu”. “Kasih tau apa ya bu?”, tanyaku   gimana kabar kamu? sehat kan?”. “Sehat kok
           agak bingung. “Jadi, kamu dapat undangan   yah, ayah sehat juga kan?, kemarin aku uda
           dari universitas X, kalo kamu mau terima nanti   transfer duit ke ayah ya”. “Ayah sehat juga
           tinggal tunggu hasil UN kamu aja”, katanya   kok nak, iya makasih ya, ayah cuma mau tanya
           sambil memberiku sebuah amplop. “Universitas   kapan kamu bisa pulang?”. “Hmmm belum
           X yang di kota J ya bu?, boleh saya bicarain   tau lagi yah, masih banyak kerjaan, yah udah
           sama ayah saya dulu bu?”. “Silakan za “. “Ya-  dulu ya?, aku masih banyak kerja”. “Yaudah
           sudah bu, makasih ya bu”, kataku sambil cium   nak, jaga kesehatan ya, banyakin istirahat”.
           tangan nya.                             “Ya yah, ayah juga”, jawabku sambil menutup
                                                   telpon. Berapa hari kemudian tanteku menel-
                 Sampai di rumah aku siapin makan siang  pon, ngasih kabar kalo ayahku masuk rumah
           buat ayah di dalam rantang untuk di bawa ke   sakit dan aku pun langsung meminta ijin untuk
           toko ayah. “Assalammualaikum yah”. “Waalai-  langsung kembali ke kampung untuk melihat
           kumsallam, ehh udah pulang kamu ya za”. “Ini   ayahku di rumah sakit.
           yah makan siangnya, dimakan dulu”, kataku
           sambil membuka tutup rantangnya. Ya ayahku   “Ayah kok bisa sampai begini?”, kataku
           punya usaha toko kecil-kecilan, dari hasil toko   sambil pegang tangan ayah. “Kamu udah
           ini ayah bisa membiayain aku sampai sekarang.   pulang nak?, ayah kangen sama kamu, ayah
           “Oh iya yah, aku dapat undangan beasiswa dari   senang akhirnya kamu pulang”. “Iya yah aku
           universitas X yang di kota J”, kataku membuka   udah pulang, sekarang aku ada disini, ayah mau
           pembicaraan. “Alhamdulillah, jadi gimana?”.   apa lagi?”. “Ayah ga mau apa-apa lagi kok nak,
           “Aku belom tau sih yah, soalnya jauh juga,   ayah cuma pingin liat kamu aja, sampai kapan
           mungkin kalo undangan dari universitas kota ini   kamu disini nak?”, katanya sambil usap-usap
           pasti aku langsung terima”. “Kenapa memang   kepalaku sembari matanya berkaca-kaca. “Sam-
           nya kalo di kota J? bukanya lebih bagus?”. “Iya   pai ayah sembuh aku disini,yaudah sekarang
           sih yah, tapi kalo aku pergi kesana trus siapa   ayah istirahat aja dulu ya, besok kita ngobrol
           yang jagain Ayah “Hahaha, reza, reza”. “Kok   lagi”.
           ayah ketawa sih? “. “Iya-iya, sekarang kamu
           ga usah pikirin ayah, ayah pasti dukung kamu   Namun, di jam 4 pagi ayah pergi
           kok, untuk kebaikanmu, ayah pasti dukung”.   meninggalkan aku untuk selamanya. Aku
           “Makasih ya yah, udah ngertiin reza”. “Pasti   menangis sejadi-jadinya, aku bener-bener belum
           lah, kamu kan anak ayah satu-satunya”.  siap untuk ditinggal sama ayah, dulu aku kira
                                                   ayah bisa bahagia dengan hasil pencapaian dan
                 Aku pun lulus UN dengan nilai di atas   kerja kerasku tanpa perlu aku di sampingnya,
           rata-rata, aku berangkat ke kota J untuk   rupanya bukan itu yang ayah mau!, ayah butuh
           memenuhi undangan dari universitas X, ayah   aku disampingnya seperti aku dulu butuh dia
           mengantarkan aku ke bandara, beliau cuma   disamping ku.

                                                   Majalah Barakah / Edisi Oktober-November 2018   43
   38   39   40   41   42   43   44