Page 217 - E:\hasil flip\sbk7\
P. 217

e. Tata Lampu
                             Tata lampu pada pementasan teater mem-
                        punyai arti penting. Tata lampu berfungsi untuk
                        membangun  suasana.  Jika  pementasan  teater
                        dilaksanakan siang hari dan di ruang terbuka,
                        tidak diperlukan tata lampu.
                             Tata lampu tidak hanya mencakup lampu-
                        lampu panggung saja. Tata lampu juga meru-     (Sumber: Dok. Kemdikbud)
                        pakan  bagian  dari  setting  panggung,  seperti   Gambar 16.8 Pertunjukan Teater
                        penggunaan lampu teplok atau petromaks untuk   Piranti “Siapa Yang Salah?”
                        menunjukkan suasana rumah pedesaan zaman
                        dulu.

                    2. Evaluasi Pelaksanaan Pementasan
                           Pada  akhir  pementasan,  perlu  dilakukan
                      evaluasi.  Saat  evaluasi,  kebesaran  hati  sangat
                      diperlukan  untuk  menerima  kritik  dan  masukan
                      atas semua yang telah dikerjakan. Tanggapi semua
                      saran dan masukan untuk sesuatu yang lebih baik
                      lagi. Tujuan evaluasi antara lain seperti berikut.
                      1.  Mengetahui  kekurangan  dan  kelebihan  pe-
                         laksana an pementasan.
                      2.  Umpan  balik  untuk  perbaikan  pada  tahun   (Sumber: Teater Tanah air)
                         berikutnya.                                 Gambar 16.9 Pementasan Peace
                      3.  Saling menghargai kerja tim.                Karya Putu Wijaya oleh Teater
                                                                             Tanah Air
                      4.  Hasil akhir merupakan hasil kerja tim bukan
                         perorangan.





                      Info Warisan Budaya Seni Pertunjukan Teater
                      Info Warisan Budaya Seni Pertunjukan Musik
                      Indonesia  memiliki  warisan  budaya  dalam  bidang  legenda  dan  cerita  rakyat.
                      Cerita rakyat atau legenda memuat kearifan lokal dari setiap daerah. Melalui
                      cerita  atau  legenda,  orang  tua  mengajarkan  kepada  anak-anaknya  tentang
                      pendidikan karakter cara hidup bersama dengan orang lain. Cerita atau legenda
                      tumbuh  bersama  dengan  media  pengantar  cerita  melalui  kesenian  tradisional
                      seperti  ketoprak,  ludruk,  mamanda,  makyong,  wayang  golek,  wayang  kulit,
                      wayang  sasak,  longser,    dan  tarling.  Cerita  atau  legenda  ada  yang  dituturkan
                      secara lisan. Na mun ada juga yang dituturkan secara tertulis dalam bentuk sastra
                      atau tembang.








                                                                                Seni Budaya                 209
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222