Page 21 - E MODUL NABILA
P. 21

E-Modul
                                                                                    TEMATIK KELAS V TEMA 7










                                 Ayo Membaca !






             c.Seni Kriya



                 Seni  kriya  merupakan  seni  kerajinan  dalam  membuat  benda-benda  pakai  berdasarkan
                 kegunaan dan keindahannya dalam kehidupan sehari-hari.   Berikut beberapa contoh seni
                 kriya yang ada di Kota Bengkulu!




          a.kain batik besurek
                                                            Salah  satu  kerajinan  tangan  khas  daerah  Bengkulu
                                                    adalah  kain  besurek  yang  merupakan  seni  tekstil.
                                                    Kerajinan  ini  diwariskan  secara  turun  temurun.  Istilah
                                                    besurek  berasal  dari  Bahasa  Melayu  Bengkulu  yang
                                                    memiliki  arti  “bersurat”  atau  “tulisan”.  Oleh  sebab  itu,
                                                    tulisan  atau  surat  inilah  yang  menjadi  ciri  khas  batik
                                                    besurek  di  mana  kain  ini  dihiasi  dengan  motif  tulisan
                                                    kaligrafi Arab. Namun saat ini  para pengrajin batik tidak
                                                    hanya  menuliskan  huruf  kaligrafi,  melainkan  juga
                                                    mengombinasikan beberapa motif lainnya, seperti relung
                                                    burung  kuau,  relung  paku  yang  meliuk  liuk  seperti
            Sumber: dpmd.bengkuluprov.go.id
                                                    tanaman pakis, motif rembulan serta bunga rafflesia.
             b.Kain Lantung
                                                      Kain  lantung  terutama  bagi  masyarakat  Bengkulu
                                                    merupakan  bagian  dari  perjalanan  sejarah  sebab
                                                    keberadaannya  sudah  ada  sekitar  tahun  1943  atau  satu
                                                    tahun  setelah  jepang  menguasai  Indonesia.  Keadaan

                                                    perekonomian  yang  sulit  pada  waktu  itu  membuat
                                                    masyarakat  mencari  alternatif  kain  pelindung  tubuh
                                                    hingga  akhirnya  mereka  menggunakan  kain  lantung
                                                    sebagai pakaian.
               Sumber : travellingindonesia.com/
                  Bahan kain lantung diambil dan kulit kayu pohon karet, ibuh, terap dan kedui yang sudah tua

             umurnya. Semakin tua umur pohon semakin baik mutu kain lantung yang dihasilkan. Alat yang
             diperlukan dalam pembuatan kain lantung ini disebut perikai yaitu sejenis alat pukul yang terbuat
             dari tanduk kerbau atau jenis kayu keras dengan ukuran panjang dan besarnya sekitar 40×10cm.
             Apabila  semua  perlengkapan  telah  siap,  maka  kulit  kayu  yang  sudah  dipotong  sesuai  ukuran
             dipukul-pukul sampai menjadi lebar, tipis, lembut, dan rata hingga telah berbentuk lembaran kain.

                                                                                                                16
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26