Page 131 - Kelas V Buku Tema 3 BS
P. 131

Dongeng Lingkungan Hidup yang Menggembirakan
                                                       dan Mencerahkan




                       Senang rasa hati Sidik seusai menerima sebuah biskuit cokelat. Senyumnya
                       mengembang. Ia tidak segera membuka bungkusnya meskipun ingin, Ia mau
                       menikmatinya di rumah.
                           ”Bungkusnya harus dibuang di tempat sampah,” kata Sidik sambil beringsut
                       berdiri.

                           Matanya masih menyimpan binar riang. Sore itu, bersama teman-temannya,
                       Sidik baru saja mendengar kisah tentang Si Momot dan Si Kentus, tokoh anak
                       rekaan Kak Dwi dari Gerakan Para Pendongeng Untuk Kemanusiaan (Geppuk).
                       Kedua anak kakak-beradik itu awalnya dikisahkan saling bermusuhan, tetapi
                       kemudian rukun dan akrab.

                           Mimik dan suara Dwi yang berubah-ubah membuat sekitar 45 anak yang
                       memadati sebuah ruang kelas itu tertawa. Tawa kembali meledak ketika Awal
                       (10) dan adiknya, Amat (9), maju ke depan. Menurut teman-temannya, kisah
                       kakak-beradik itu mirip cerita Momot dan Kentus. Kisah itu membuka pertemuan
                       antara Dwi, Resha rekannya dari Geppuk, serta Oppie Andaresta yang kebetulan
                       adalah duta dari Kementerian Lingkungan Hidup dengan anak-anak itu.
                           Atas inisiatif sendiri selama hampir dua jam, mereka bertiga mendongeng
                       dan mendendangkan  beberapa  lagu tentang  pentingnya pelestarian
                       lingkungan. Menurut Resha, ia dan Dwi telah mendatangi 13 pengungsian.
                       Hari itu, Oppie ikut untuk pertama kali. Awalnya, Oppie ingin menempatkan
                       kegiatan itu sebagai bagian dari rehabilitasi pascabanjir, tetapi ia melihat
                       kesempatan itu sebagai ruang potensial untuk membangun habitus baru yang
                       lebih ramah lingkungan.

                           Melalui dongeng, mereka membagi pengetahuan tentang pentingnya
                       menanam pohon, menjaga lingkungan, hingga penghematan energi. Kisah
                       yang ringan membuat anak-anak cepat paham dan sigap menyebutkan
                       kebiasaan hidup yang ramah lingkungan, seperti menghemat air dan listrik
                       serta tidak membuang sampah sembarangan.

                           Ayu (12) mengaku terhibur dengan acara mendongeng ini. Meski tidak libur,
                       siswa kelas VI SD itu sudah seminggu tak masuk sekolah. Banjir membuatnya
                       harus bertahan di pengungsian. ”Biasanya hanya duduk dan ngobrol, bosan,”
                       katanya.



                                                                             Subtema 4: Karyaku Prestasiku   125
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136