Page 28 - Drs. Adrianus Howay, MM - Meretas Batas Pendidikan di Tanah Papua
P. 28

pusat ke daerah mulai bergulir. Semua instansi pusat di daerah
            diotonomikan  termasuk Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan.
            Balai Penataran Guru yang notabene masuk dalam instansi
            Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan terancam kewenangannya

            diserahkan ke daerah.

                    “Pemikiran kami di Irian Jaya (sekarang Papua)waktu
            itu, persoalan peningkatan mutu pendidikan tidak bisa dilepaskan

            ke daerah begitu saja. Kami berinisiatif membuat konsep usulan
            tetap mempertahankan BPG sebagai Unit Pelayanan Teknis
            (UPT) Kementerian  Pendidikan  dan Kebudayaan di daerah
            dengan meningkatkan status atau mengganti nama. Kami

            kemudian menyerahkan dokumen usulan ke Ditjen Dikdasmen
            Kemendikbud.  Usulan dari BPG  Irian Jaya  kemudian  dikaji
            ulang. “


                    Adrian memiliki pemikiran dunia pendidikan tidak boleh
            sepenuhnya diserahkan kewenangannya  ke daerah.  Pasalnya,
            dalam benak Adrian terbersit masalah mutu pendidikan harus
            diawasi secara terpusat.


                    Berangkat  dari pemikiran  itu, Adrian bersama  Kepala
            BPG, Arifin, memberikan masukan ke Dikdasmen Kemendikbud
            untuk membentuk UPT di daerah guna mengontrol, menjamin

            dan memantau  perkembangan  pendidikan di daerah. Kepala
            BPG  pada  masa  pembentukan  LPMP,  Drs.H.M  Arifin,M.M
            (menjabat sebagai Kepala BPG  tahun 1996-2003 selanjutnya
            menjabat sebagai Kepala LPMP tahun 2003-2006).


        16
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33