Page 18 - Binder Pendampingan UTBK SAINTEK
P. 18

PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN UMUM (PPU)

                  Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 1—4 !

                      Rencana  pemerintah  menaikkan  premi  BPJS  Kesehatan  memantik
                      kontroversi.  Apalagi,  kenaikan  itu  dibarengi  rencana  kenaikan  sejumlah
                      komoditas dan peningkatan target pendapatan dari pajak.

                      Pemerintah berpendapat, meski naik dua kali lipat, besaran tersebut masih
                      terjagkau. Argumen yang tak sepenuhya salah. Dengan tarif premi kelas satu
                      sebesar Rp160.000 per bulan, premi itu masih jauh lebih murah ketimbang
                      tarf  asurasi  swasta  mana  pun.  Apalagi,  jenis  layanannya  meliputi  hampir
                      semua penyakit dan tidak perlu ada medical chekup terlebih dahulu. Artinya,
                      seseorang yang menderita peyakit kronis bisa langsung ditanggung meski
                      baru daftar.

                      Ada  banyak  cerita  bagaimana  seseorang  terselamatkan  setelah  operasi
                      jantung yang menghabiskan dana Rp 70 juta hanya dengan membayar premi
                      BPJS Kesehatan Rp 80 ribu. Belum lagi bagaimana BPJS Kesehatan seolah
                      ejadi penyelamat ratusan pasie hemodialisis yang selalu antre saban hari di
                      rumah-rumah sakit pelat merah.

                      Namun,  yang  mengusik  dari  rencana  itu  adalah  kinerja  BPJS  Kesehatan
                      sejatinya  belum  menunjukkan  sesuatu  yang  berarti.  Utamanya  tentu  saja
                      soal pelayanan. Meski gratis dan membantu, ada banyak warga miskin yang
                      untuk  mendapatkan  akses  kesehatan  dengan  menggunakan  BPJS
                      mengalami  kesulitan.  Juga  harus  antre  berhari-hari  meski  penyakitnya
                      kronis. Harus menjalani prosedur yang cukup berliku.

                      Belum lagi keluhan rumah sakit mengenai pembayaran dari BPJS Kesehatan
                      yang lama sehingga membuat banyak rumah sakit dengan halus “menolak”
                      pasien BPJS. Atau memperlakukannya cukup berbeda.

                      Juga belum ada terobosan yang membuat perusahaan maupun perorangan
                      membayar  premi  BPJS  sesuai  dengan  kelasnya.  Seharusnya  ada
                      mekanisme  dan  sosialisasi  yagn  membuat  masyarakat  tertib  membayar
                      premi. Dengan jumlah orang yang ikut mencapai lebih dari 220 juta, jika tiap
                      kepala  membayar  saja,  tentu  jumlahnya  sudah  cukup  signifikan  untuk
                      menutupi tekornya anggaran BPJS Kesehatan.

                      Sekali lagi, BPJS adalah program jaringan perlindungan kesehatan terbaik
                      di  dunis.  Dengan  perbandingan  antara  premi  dan  jenis  layanan  yang
                      didapatkan. Di Jerman, orang harus rela gajinya dipotong lebih dari Rp 3,5
                      juta per bulan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan gratis.

                      Permasalahan utama BPJS Kesehatan sebenarnya bukan pada defisitnya
                      yang besar, tetapi lebih pada persoalan manajerial. Untuk mengatasi hal itu,


                                                                      17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23