Page 120 - Buku Paket Kelas 11 Agama Khonghucu
P. 120
Dalam sejarah manusia di awal peradaban pemujaan kepada
leluhur memang lebih dulu dikenal sebelum para nabi memberi bimbingan kepada umat manusia pada iman akan Tian sebagai Maha Leluhur manusia.
Dalam agama Khonghucu, konsep memuliakan hubungan atau
Xiao (孝) menjadi pokok ajaran agama. Sebagaimana telah diuraikan pada bab 2 bahwa laku bakti itu pokok dari segala pengajaran agama, dan sesungguhnya laku bakti itu adalah pokok kebajikan, dari sinilah agama berkembang.
Berbakti kepada orangtua adalah langkah awal untuk patuh dan taqwa kepada Tian, dan menjadi kewajiban manusia. Bersembahyang kepada Tian dan leluhur adalah suatu rangkaian ibadah bagi umat Khonghucu. Hal ini menyangkut makna suci kehidupan dan kematian, dunia akhirat serta menjadi pangkal dan ujung hidup manusia. Dari hal itu maka jelaslah bahwa kehidupan beragama sesungguhnya tidak akan lepas dari masalah memuliakan hubungan dengan leluhur.
Dalam salah satu keyakinan iman umat Khonghucu yaitu tentang Iman menyadari akan adanya nyawa dan roh (Guishen), menyiratkan keyakinan bahwa kehidupan manusia di dunia ini dibangun oleh adanya daya hidup jasmani (Gui) dan daya hidup rohani (Shen), keduanya berpadu dalam kehidupan dan menjadi kewajiban manusia untuk mengharmoniskan keduanya sesuai dengan Firman Tian. Ibadah manusia pada dasarnya adalah bagaimana menempuh jalan untuk ’kembali’ kepada Tian, dan inilah yang merupakan tujuan tertinggi pengajaran agama di dunia bagi manusia, yaitu: mengharmoniskan/ menyelaraskan antara kehidupan rohani dengan kehidupan duniawi, atau menyelaraskan antara roh dan nyawa.
Di dalam kitab Liji (kitab kesusilaan) bab XXIV/13, tersurat sebagai berikut: “Semangat (Qi) itulah perwujudan tentang adanya roh, badan jasad (Po) itulah perwujudan tentang adanya nyawa. Bersatu harmonisnya nyawa dan roh (kehidupan lahir dan kehidupan batin) itulah tujuan pengajaran agama”.
114 Kelas XI SMA/SMK