Page 63 - Buku Paket Kelas 11 Agama Khonghucu
P. 63
Ketika Nabi Kongzi dilahirkan, Shulianghe telah berusia sangat lanjut. Pada saat usia Nabi Kongzi tiga tahun, Shulianghe wafat. Kong Qiu kecil dirawat dan menerima pendidikan dari ibu dan neneknya (nenek dari ibu). Berkat kebijaksanaan dan keteguhan iman ibunda Yan Zhengzai, dikemudian hari Qiu berhasil menjadi orang besar yang memiliki kebijaksanaan tinggi hingga menjadi guru pembimbing hidup bagi seluruh masyarakat umum pada masa itu.
Kongqiu adalah penganut ajaran Rujiao, (Rujiao artinya agama bagi orang-orang yang lembut hati dan terbimbing). Beliau adalah seorang yang sangat menyukai belajar, dan pada usia lima belas tahun semangat belajarnya sudah mantap dan membara.
Hal ini ditegaskan oleh Nabi Kongzi sendiri dan menjadi catatan penting tentang perjalanan kehidupannya. “Ketika Aku berusia lima belas tahun, Aku hanya tertarik untuk belajar”. Inilah yang menjadi pondasi kokoh bagi kehidupannya, yang dapat dibagi dalam sejumlah tahap:
“...Usia 30 tahun, tegaklah pendirian. Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran. Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian.Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima kebenaran). Dan usia 70 tahun, Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar garis Kebenaran”. (Lunyu. II: 4).
Karena semangat dan kemauan belajar yang tinggi sehingga Nabi Kongzi memiliki kebijaksanaan yang sempurna, ditambah dengan sifat-sifat ke-Nabian yang memang sudah ada pada diri beliau sejak lahir, menjadikan Nabi Kongzi mampu menyempurnakan dan menggenapi ajaran Ru, sekaligus sebagai penggenap rangkaian wahyu yang diturunkan Tian melalui Nabi-Nabi sebelum Nabi Kongzi. Dari sini maka jelas diketahui, bahwa Nabi Kongzi bukanlah pencipta, melainkan pelanjut, penerus dan penggenap ajaran-ajaran yang memang sudah ada sebelumnya. Nabi Kongzi bersabda, “Aku tidak mencipta, Aku hanya menaruh suka pada ajaran-ajaran yang kuno itu”. (Sabda Suci. VII: 1) “Orang yang menyukai ajaran kuno dan dapat menerapkannya pada yang baru dia boleh dijadikan guru”.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti 57