Page 64 - Buku Paket Kelas 11 Agama Khonghucu
P. 64

    Pada masa selanjutnya, oleh para sarjana-sarjana Barat yang
  dipelopori oleh FR. Matteo Ricci (1551-1610 Masehi) menyebut Nabi Kongzi sebagai Confucius.
Nabi Kongzi adalah seorang pemikir besar, politisi, pendidik besar kebudayaan Tiongkok yang terkemuka dan termasyur di seluruh pelosok Zhongguo. Nabi Kongzi memang bukanlah pendiri sebuah agama baru, tetapi beliau adalah seorang yang sangat dalam perasaan keagamaannya. Nabi Kongzi hanya meneruskan ajaran yang memang sudah ada sebelumnya, yaitu agama Ru, yang sudah dirintis (diletakkan dasar-dasarnya oleh Nabi Tangyao dan Nabi Yishun tahun 2357 SM. – 2205 SM.) tetapi, Nabi Kongzi lah penggenap dari agama yang sudah ada itu.
Nabi Kongzi menegaskan, bahwa kekuatan kebajikan beliau adalah Tian Yang Maha Esa yang menumbuhkannya, dan bahwa Nabi telah mengemban tugas suci Tian yang wajib diungkapkan dan ditebarkan, dan hal itu menjadi kekuatan bagi beliau untuk menang atas segala kekecewaan dan tetap damai tenang menghadapi orang-orang yang memusuhi atau mengabaikannya. Alam pemikiran Nabi Kongzi dimulai dari hal-hal yang bersifat “kemanusiaan” (Rendao) dan naik menuju kepada yang bersifat “Ketuhanan” (Tiandao).
Seperti hal para Nabi sebelumnya, Tian pun berkenan menurunkan wahyu kepada Nabi Kongzi, yaitu wahyu Yushu atau kitab Batu Kumala yang dibawa oleh hewan suci Qilin yang diterima oleh ibunda Yan Zhengzai menjelang kelahiran Nabi.
Nabi Kongzi berhasil menggenapkan kitab Yijing atau kitab Perubahan yang merupakan salah-satu bagian dari kitab Wujing (kitab yang mendasari) ajaran Rujiao. Kitab Yijing sudah dimulai penulisannya sejak Nabi purba Fuxi. Nabi Kongzi merumuskan Shiyi atau sepuluh sayap yang menjelaskan makna dasar dan cara menggunakan Yijing.
58 Kelas XI SMA/SMK
              



























































































   62   63   64   65   66