Page 107 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Kristen dan Budi pekerti
P. 107
Akan tetapi, apakah kemudian Yeremia terus meratapi hidupnya dan menyesali dirinya? Tidak. Ia mengalihkan perhatiannya dari kesusahan dan derita yang dialaminya kepada kasih dan karunia Allah. Katanya, “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3: 21-23). Karena itu, Yeremia pun tetap dapat bersyukur. Artinya, Yeremia tidak mau terpaku pada kemalangan dan kesulitan yang ia alami, melainkan tetap melihat kepada Tuhan dan kuasa-Nya yang memampukan Yeremia selaku nabi untuk tetap berkarya bagi-Nya.
Keteladanan yang sama bisa kita lihat dari Nabi Habakuk. Habakuk menjadi nabi pada zaman raja Yoyakim (608 SM - 597 SM). Raja Yoyakim adalah seorang raja yang jahat, karena itu Tuhan tidak berkenan kepadanya. Ia menjadi penyebab bangsanya terjerumus ke dalam jurang kehancuran (Lihat 2 Raja-raja 23:34-24:5, Yeremia 22:18).
Habakuk hidup dalam keprihatinan karena bangsanya (bangsa Yehuda) tidak hidup dalam kebenaran. Sebaliknya kelakuan mereka penuh dengan kejahatan, ketidakadilan, pemberontakan, dan berbagai pelanggaran hukum lainnya. Telah berulang kali mereka diminta untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka, tetapi mereka tidak menghiraukannya.
Akan tetapi, Habakuk tidak lantas menjadi putus asa atau kehilangan sukacita. Imannya kepada Tuhan tidak goyah, dan ia juga tetap bisa menyatakan rasa syukurnya. Katanya, “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” (Habakuk 3:17-19). Bagaimana bisa bersorak-sorak bila kita hanya memikirkan begitu banyak kesulitan yang kita alami? Perhatikan bahwa yang dilakukan oleh Nabi Habakuk adalah bersorak-sorak di dalam Tuhan, karena Tuhan adalah sumber kekuatan Habakuk dan juga sumber kekuatan kita semua.
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari Nabi Habakuk dan Yeremia, sehingga mereka bisa tetap bersyukur walaupun hidup mereka susah. Beberapa hal berikut ini dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pertama, fokuskan pikiran kita kepada kasih karunia Tuhan. Seberat apa pun hidup kita, akan selalu ada hal-hal yang patut kita syukuri; kita dapat bangun dan menghirup udara segar dengan tubuh yang sehat; kita masih dapat bersekolah dan menikmati berbagai fasilitas pendidikan; kita masih dapat menikmati makanan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
99