Page 138 - Buku Paket Kelas 11 Agama Katolik
P. 138
C. Budaya Kekerasan Versus Budaya Kasih
Fenomena kekerasan di Indonesia kini menjadi budaya, yaitu budaya kekerasan .Menurut Prof. Dawam Raharjo, istilah “budaya kekerasan” adalah sebuah contradiction in terminis. Maksudnya adalah bahwa kekerasan telah menjadi perilaku umum. Sikap Gereja jelas menolak keras setiap tindakan kekerasan yang merendahkan martabat manusia. Yesus adalah tokoh teladan yang sempurna yang mengajarkan dan mempraktikan dalam hidup-Nya budaya kasih ketika mengalami
kekerasan yang dilakukan oleh sesamanya sendiri, bangsa Yahudi.
Doa:
Bapa yang penuh kasih,
Pada kesempatan ini, kami akan belajar tentang budaya kasih yang dapat mengatasi segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam hidup kami. Bimbinglah kami ya Bapa, agar melalui pelajaran ini, kami pun semakin memahami ajaran Yesus tentang kasih dan melaksanakannya dalam hidup kami sesuai teladan Yesus Kristus. Amin.
1. Mengamati dan Menganalisis Konflik dan Kekerasan di Tanah Air
• Cobalah diskusikan bersama temanmu, tentang apa makna konflik dan kekerasan. Ungkapkan apa pemahamanmu dan pemahaman temanmu tentang konflik dan kekerasan yang biasa terjadi diindonesia.
• Selanjutnya, simaklah cerita kehidupan seorang Pastor berikut ini
Pastor John Djonga Berjuang di Tanah Konflik
Kasus kekerasan di Papua belum juga surut. Dalam beberapa bulan belakangan ini, penembakan terhadap warga sipil mau pun militer kembali terjadi.
Di tengah situasi politik dan keamanan yang tak menentu, John Djonga melepas jubah pastornya. Ia ikut berjibaku bersama warga Papua memperjuangkan Hak Asasi Manusia.
Kampung kecil Hupeba terletak sepuluh kilometer dari pusat Kota Wamena, Jayawijaya, Papua. Pastor John (sapaannya) tinggal di sebuah rumah papan sederhana. Di tepi Sungai Baliem dan dikelilingi pegunungan. Udara pagi yang menusuk tulang, tak menghalangi lelaki, Pastor John memeriksa pekarangan yang ditanami aneka pohon. Ia juga berternak ayam dan ikan.
Menginjak usia 54 tahun, Pastor John sudah menghabiskan setengah hidupnya di Bumi Cendrawasih. Berpindah dari satu desa ke desa yang lain memberikan pengharapan kepada masyarakat. Sosoknya dikenal peduli persoalan kemanusiaan.
132 Kelas XI