Page 45 - Buku Paket Kelas 11 Agama Katolik
P. 45

        Antusiasme umat Keuskupan Tanjungkarang sendiri maupun dari kalangan kaum religius sungguh besar. Diperkirakan umat yang hadir mengikuti misa tahbisan ini sekitar 10.000 orang, jauh lebih banyak dari undangan yang disebar yaitu 7.000. Umat terlihat tumpah ruah menyesaki halaman Kompleks Sekolah Xaverius dan bahkan ruang-ruang kelas dipakai untuk mengikuti misa Penahbisan Uskup Tanjungkarang yang baru ini. Sementara itu, acara tersebut juga dihadiri oleh 27 Uskup dari seluruh Indonesia, 4 Uskup emeritus serta lebih dari 200 Imam yang datang dari berbagai Keuskupan, antara lain: Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Agung Palembang, Keuskupan Pangkalpinang, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, dan lain- lain.
Acara Tahbisan Uskup Tanjungkarang yang baru ini juga dihadiri oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Antonio Guido Filipazzi yang secara langsung mewakili Bapa Suci, Fransiskus. Di antara sejumlah tamu undangan yang hadir, tampak antara lain: Bapak Kardinal Yulius Darmaatmaja SJ, Ketua KWI, Mgr. Ignatius Suharyo, dan Dirjen Bimas Katolik RI, Bp. Antonius Semara Duran. Acara tahbisan Uskup baru Tanjungkarang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono yang dimulai pada pukul 09.00 WIB tersebut berjalan dengan hikmat. Bertindak sebagai Uskup Penahbis adalah Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung Keuskupan Agung Palembang yang sekaligus adalah mantan Administrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang sebelum terpilihnya Mgr. Harun Yuwono didampingi oleh Mgr. Anicetus Sinaga OFMCap sebagai penahbis pertama, serta Mgr Hilarius Moa Nurak SVD, Uskup Keuskupan Pangkalpinang, sebagai penahbis kedua
Sebelum berkat meriah penutup Mgr Ignatius Suharyo, Ketua KWI, menyampaikan kata sambutannya yang antara lain menyebutkan bahwa motto yang dipilih oleh Mgr. Yuwono, “Non Est Personarum Acceptor Deus” (Kis 10:34) mencerminkan keluasan hati beliau. Mgr. Suharyo mengharapkan bahwa Uskup Harun Yuwono tetap menjadi Harun seperti cerita dalam Perjanjian Lama untuk mendampingi “Musa-Musa kecil” di Keuskupan Tanjungkarang memimpin umat Allah.
Sementara itu, Duta Besar Vatikan dalam kata sambutannya antara lain menyebutkan bahwa rasa sukacita umat Keuskupan Tanjungkarang karena memperoleh gembala yang baru harus diperdalam dan diperluas. Hal ini membutuhkan fondasi yang kuat, yaitu iman. Duta Vatikan mengharapkan – dengan mengutip sebagian isi dokumen Lumen Fidei no. 18 – bahwa Uskup Tanjungkarang yang baru juga harus memandang dirinya, visinya, umat yang dipercayakan Tuhan dengan pandangan penuh kasih, bahkan dengan kasih seperti Yesus sendiri. Menjadi Uskup bukanlah menjadi manajer atau penguasa, melainkan gembala seperti Yesus. Sementara itu, di lain pihak umat pun tidak perlu bertanya-tanya tentang asal-usul, suku, gelar akademis, ataupun keterbatasan Uskup baru. Mereka diharapkan memandang segala situasi dengan mata Yesus sendiri, yaitu mata iman. Dalam diri Uskup yang memiliki keterbatasan, tetap ada Yesus yang hadir di sana.
Sedangkan Uskup terpilih, Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam kata sambutannya antara lain menyampaikan rasa terima kasih kepada Mgr. A. Henrisoesanto SCJ yang memberikan fondasi dasar baginya untuk menjadi seorang Imam Diosesan hingga
   Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 39
     




























































































   43   44   45   46   47