Page 100 - Buku Paket Kelas 9 Agama Kristen
P. 100
lakukan di dalam kehidupan kita sebagai umat Kristen. Dalam kebaktian Minggu, di banyak gereja, jemaat diajak untuk mengikrarkan Pengakuan Imannya, entah dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli atau Pengakuan Iman Nicea. Ini adalah suatu bentuk pembaruan perjanjian kita dengan Tuhan.
2. Gereja sebagai Umat Allah yang Baru
Pada hari Pentakosta di Yerusalem, para murid mendapatkan pencurahan Roh Kudus. Dengan pencurahan ini mereka menjadi umat Allah yang baru. Inilah gereja yang terbentuk sebagai penggenapan nubuat Allah dalam Kitab Yoel:
17 Akan terjadi pada hari-hari terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna- terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. 18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki- laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. 19Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap (Kisah Para Rasul 2: 17–19).
Siapakah yang mendapatkan pencurahan Roh Kudus itu? Siapakah yang mendapatkan penglihatan dan mimpi-mimpi? Pengalaman istimewa ini tidak lagi terbatas kepada nabi-nabi dan para pelihat. Kini semua orang mendapatkannya. Roh Allah dicurahkan kepada anak-anak, laki-laki maupun perempuan, teruna-teruna, orang-orang tua, bahkan juga para hamba laki-laki dan perempuan. Sungguh suatu peristiwa yang luar biasa, ketika Roh Allah turun dan tinggal di dalam hati setiap orang, tanpa memandang kelas dan batas usia, tanpa membedakan laki-laki dan perempuan.
3. Gereja yang Diperbarui
Gereja sebagai umat Allah juga terus-menerus mengalami pembaruan. Pada tanggal 31 Oktober 1517, Martin Luther memakukan 95 dalilnya di pintu gereja di Wittenberg, Jerman. Dalam ke-95 dalilnya itu Luther menuliskan hal- hal yang dianggapnya telah menyimpang yang terjadi di dalam gereja, antara lain penyalahgunaan kekuasaan kepausan, nepotisme, penjualan jabatan, penjualan surat-surat pengampunan dosa, dan lain-lain. Luther menentang kata-kata Johann Tetzel, seorang imam Dominikan yang mengatakan bahwa ”Begitu uang jatuh berdenting di kotak persembahan, pada saat yang sama pula jiwa di api penyucian terbang ke surga.”
Kritik Luther mendapatkan sambutan luas di Eropa. Namun Gereja Katolik Roma tidak diam saja menghadapi kritik-kritik Luther tersebut. Walaupun di satu pihak gereja berusaha menekan Luther, di pihak lain Gereja Katolik
Kelas IX SMP
92