Page 122 - Buku Paket Kelas 9 Agama Kristen
P. 122
114
mengakui keterbatasan kita dan tidak mungkin kita dapat menangani seluruh dimensi kehidupan dari orang sakit yang kita layani (van Beek, 1984: 49–50). Dalam pandangan holistik, manusia tidak bisa dipersempit keberadaannya hanya sekadar sebagai penyakit tertentu atau kasus tertentu karena yang kita pedulikan bukanlah penyakit atau masalah tertentu saja, melainkan manusia dengan keutuhannya. Juga sesama kita tidak dapat didekati secara sempit dengan menekankan satu dimensi tertentu saja, misalnya hanya dimensi fisiknya saja, dan tidak memperdulikan dimensi yang lain misalnya dimensi psikis, sosial, dan spiritualnya. Sesama manusia tidak boleh dianggap seperti sebuah mesin yang bekerja secara mekanis, dan tidak memiliki motivasi,
sejarah, kepercayaan, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Jadi, dimensi-dimensi tertentu dalam kehidupan manusia sebetulnya memiliki makna bila ditempatkan dalam keseluruhannya. Dengan demikian penyakit atau persoalan tertentu sesungguhnya menjadi bagian utuh dari kehidupan seseorang yang memiliki sejarah, nilai, kepercayaan, hubungan, dan interaksi-interaksi tertentu. Pandangan ini sebenarnya merupakan suatu tanggapan yang menganggap manusia dari cara pandang parsialistik (hanya menekankan bagian-bagian tertentu), mekanistis, dan linear (garis lurus),
serta reduktif.
Kita bisa mengidentifikasi beberapa dimensi penting kehidupan manusia
dan mempertimbangkan bagaimana kita bisa melayaninya. Dimensi-dimensi tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Dimensi fisik. Dimensi ini berhubungan dengan bagian yang tampak dari
kehidupan kita. Dimensi ini terutama berkaitan dengan relasi manusia dengan bagian luarnya. Dimensi ini dapat jelas dilihat, disentuh, diraba, dan diukur. Dimensi ini dapat dijabarkan dalam aspek-aspek keutuhan tubuh, metabolisme tubuh, olah raga, pangan, sandang, papan, kebersihan tubuh, pelayanan medis, kita dapat menambahkan aspek-aspek yang lain.
2. Dimensi mental/psikis. Dimensi ini berhubungan dengan pikiran, emosi dan kepribadian manusia. Dimensi ini mengacu pada relasi seseorang dengan bagian terdalam dari dirinya (baca: batin). Memang dimensi ini tidak tampak, tidak dapat diraba, disentuh maupun diukur meskipun demikian dimensi ini memampukan manusia dapat berhubungan dengan diri sendiri dan lingkungannya secara utuh, bahkan bisa membuat jarak, membedakan dirinya dengan orang lain. Dimensi ini dapat dijabarkan ke dalam aspek cipta, rasa, karsa, motivasi, integritas, kedewasaan emosi, kreatifitas, ekspresi diri, identitas seksual, dan perasaan aman.
3. Dimensi sosial. Pada dimensi ini manusia harus dilihat dalam kaitannya dengan lingkungan diluar dirinya. Manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri ia selalu hidup dalam sebuah relasi dan interaksi dengan lingkungan dan sesamanya secara berkesinambungan. Dia tidak dapat tumbuh tanpa relasi dan interaksi. Penjabaran dari dimensi ini misalnya pada aspek
Kelas IX SMP