Page 137 - Buku Paket Kelas 9 Agama Kristen
P. 137

banyak orang dicatat dalam Yohanes pasal 2–4. Selanjutnya pada pasal 5–12 dapat dilihat bagaimana orang melakukan berbagai perlawanan kepada Tuhan Yesus. Dalam Yohanes pasal 5 dapat ditemukan suatu perselisihan antara Tuhan Yesus dengan para pemimpin agama, sesudah Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh yang menunggu pertolongan di kolam Bethesda. Para penguasa menuduh Tuhan Yesus melakukan hal yang salah karena melakukan penyembuhan pada hari Sabat (Yoh. 5: 8–10, 16, 18) penyembuhan tersebut merupakan suatu karya yang menyatakan kasih Allah kepada orang yang mempunyai kebutuhan khusus.
Karya kasih dari Tuhan Yesus selanjutnya terungkap dalam Yohanes 9 pada saat Kristus menyembuhkan orang yang buta. Kitab Yohanes melaporkan sekali lagi terjadi reaksi yang keras karena Kristus menyembuhkan pada hari Sabat dan Tuhan Yesus mengidentifikasikan diri dengan orang yang menderita terjadi lagi. Selanjutnya dalam Yohanes pasal 10, penyembuhan terhadap orang buta menjadi hal yang kontroversi diantara para pemimpin Yahudi, dan mereka akan melempari Tuhan Yesus dengan batu karena mengungkapkan diri-Nya sebagai Tuhan (Yoh. 10: 32–33).
Selanjutnya dalam kisah tentang menghidupkan Lazarus, yang bukan kisah tentang penyembuhan, namun tentang memulihkan kehidupan. Kebangkitan Lazarus mengungkapkan lagi karya dan kemuliaan Allah (Yoh. 11: 4). Oleh karena itu, para pemimpin Yahudi, merencanakan untuk menangkap Tuhan Yesus (Yoh. 11: 57). Akhirnya mereka dapat melakukan apa yang diinginkan dengan menangkap Tuhan Yesus (Yoh. 18: 1–12) dan mengolok-oloknya (Yoh. 19: 2–3). Meskipun Ia tidak bersalah (Yoh. 18: 28–31; 19: 4, 6, 12) namun Ia dijatuhi hukuman mati di atas salib (Yoh. 19: 16–18). Dalam realita, Tuhan Yesus dengan kasih-Nya mengungkapkan karya-karya untuk memulihkan kehidupan fisik bagi orang berkebutuhan khusus, juga untuk orang yang mengalami kematian. Sebagai konsekuensi dari itu semua, Kristus yang peduli kepada kita dan memberikan hidup-Nya sendiri. Dengan demikian, Tuhan Yesus adalah pemberi kehidupan, menderita untuk orang yang berkebutuhan khusus. Di tengah-tengah usaha untuk pemulihan dan kesembuhan, realita kekuatan dan penghiburan yang datang dari kasih Yesus yang mau menderita untuk orang-orang berkebutuhan khusus, diharapkan dapat berperan sebagai kekuatan bagi mereka.
Dari ungkapan di atas kita dapat menyimpulkan, memang dalam realita Tuhan Yesus tidak selalu menyembuhkan orang berkebutuhan khusus. Di sini Tuhan Yesus ingin mengungkapkan sikap-Nya yang menolong secara utuh terhadap orang yang berkebutuhan khusus untuk menentang sikap diskriminasi masyarakat kepada penyandang kebutuhan khusus. Di samping itu, karena kasih-Nya secara sukarela ia bersedia menderita untuk orang- orang yang mengalami kebutuhan khusus, yang oleh karena mereka Ia
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
 129
  




























































































   135   136   137   138   139