Page 159 - Buku Paket Kelas 9 Agama Kristen
P. 159

Sekolah adalah unit sosial yang dibentuk untuk menolong kita bertumbuh dan memperoleh pengetahuan. Sebagai suatu organisasi, sekolah mempunyai suatu sistem yang terkait dengan sistem lainnya di luar sekolah. Misalnya, orang tua siswa, masyarakat di sekitar sekolah, dan berbagai dinas yang ada di masyarakat. Hubungan antara sekolah dengan sistem lain bersifat hubungan timbal balik dan saling mengisi.
Suasana kelas di sekolah bisa hidup dan mati. Suasana yang hidup ditandai dengan para siswa yang aktif dan responsif, sedangkan suasana kelas yang mati ditandai dengan siswa yang pasif. Suasana kelas harus diusahakan hidup sehingga baik guru maupun siswa dapat menikmati kebersamaan dan menjadi berkat bagi sesamanya. Guru menjadi berkat bagi siswanya, sebaliknya siswa menjadi berkat bagi guru dan sesama siswa.
Dalam lingkungan sekolah tentunya kamu juga ingin menemukan makna hidup. Banyak usaha yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan sekolah untuk menemukan makna hidup. Dengan menemukan makna hidupnya, manusia memang menjadi bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Dalam usaha menemukan makna hidup, manusia melakukan berbagai cara. Misalnya, ada sebagian orang dalam mencari makna hidup memusatkan perhatian pada pemenuhan kebutuhan jasmani melalui harta kekayaan. Dalam lingkup sekolah, sebagian orang menganggap makna hidup dapat ditemukan dengan memiliki kepandaian dan ilmu sebanyak-banyaknya, karier dan jabatan setinggi-tingginya, gelar yang tinggi, atau pun popularitas. Semua itu tidak salah. Namun makna hidup dapat ditemukan bukan hanya dalam semua yang disebutkan tadi. Sebaliknya dalam keadaan yang menderita, maupun tertekan manusia juga dapat menemukan makna hidup. Penghayatan akan penderitaan dan tanggapan apa yang kamu berikan saat mengalami kesulitan akan memotivasi kamu untuk menemukan makna hidup.
Di dalam iman Kristen, penemuan makna hidup dapat ditemukan pada pribadi Yesus sebagai pemberi makna hidup manusia. Tuhan Yesus, Sang Guru Agung yang selalu mengasihi dan mengajarkan kasih kepada sesama manusia, mengajarkan kepada kita bagaimana menemukan makna hidup. Yesus mengatakan, ”Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16: 25–26). Yesus rela kehilangan nyawa- Nya dalam menjalankan tugas Bapa-Nya yang di surga. Karena itulah maka hidup-Nya menjadi bermakna. Ketika kita juga menerapkan kasih di dalam kehidupan kita, maka tujuan hidup kita pun akan tercapai.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
 151
  




























































































   157   158   159   160   161