Page 97 - Buku Paket Kelas 9 Agama Kristen
P. 97

1. Mimikri sebagai Mekanisme Perlindungan Diri
Mimikri pertama kali ditemukan oleh Henry Walter Bates, sahabat Charles Darwin yang datang dari Inggris ke Brasil pada tahun 1832 untuk melakukan penelitian alam. Di sana ia bertemu dengan seorang pakar ilmu alam dari Jerman yang bernama Fritz Müller. Bates dan Müller menemukan beberapa jenis kupu-kupu yang pola sayapnya terang mirip sekali dengan kupu-kupu dari jenis lain di daerah itu. Setelah berpikir keras mengapa kupu-kupu itu meniru jenis kupu-kupu yang lain, Bates dan Müller tiba pada kesimpulan bahwa kupu-kupu itu meniru jenis kupu-kupu lain yang beracun yang tidak dapat dimakan oleh burung-burung dan kadal, sehingga mereka tidak akan diserang oleh binatang-binatang pemangsa itu.
Mimikri adalah mekanisme perlindungan diri yang dikaruniakan Tuhan kepada jenis-jenis makhluk tertentu binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Dengan mekanisme ini, mereka dapat mempertahankan diri dari serangan- serangan musuh yang berbahaya serta menjaga kelangsungan hidup mereka dan keturunannya. Luar biasa, bukan?
Apa yang dilakukan oleh binatang atau tanaman tertentu dalam alam untuk menyelamatkan dirinya, diadopsi di dunia kemiliteran. Di masa lampau tentara berperang dengan mengenakan pakaian yang mencolok. Mereka berdiri berbaris berhadap-hadapan lalu saling menembak. Namun sejak Perang Dunia II cara berperang berubah karena cara yang lama dianggap bodoh dan memakan terlalu banyak korban. Kini tentara bersembunyi menyerang musuhnya dari tempat-tempat tersebut. Untuk menolong persembunyian mereka, seragam militer pun diubah. Mereka tidak lagi menggunakan pakaian berwarna mencolok, tetapi seragam hijau atau loreng-loreng. Mengapa warna-warna itu yang dipilih? Kembali kita melihat bahwa semua itu dilakukan untuk menyelamatkan diri dari musuh. Warna hijau akan membuat seorang anggota pasukan menghilang di antara pepohonan atau di tengah hutan. Begitu pula warna loreng-loreng akan membuatnya dengan mudah bersembunyi di antara pepohonan dan tanah.
2. ManusiaBerubah
Di antara sekian banyak makhluk hidup, manusialah yang tampaknya paling mampu berubah dan mengikuti perubahan. Oleh karena itu, manusia mampu bertahan sampai sekarang. Dahulu manusia hidup dengan berburu dan mencari makanannya di hutan. Sekarang ia telah belajar bagaimana beternak dan bercocok tanam sehingga ia harus belajar merencanakan kehidupannya dengan baik.
Ia juga menyesuaikan diri dengan perubahan iklim. Ia belajar membaca tanda-tanda perubahan iklim dan membuat pakaian yang sesuai dengan iklimnya. Di musim dingin ia mengenakan pakaian yang tebal dan menutupi badannya dengan selimut, namun di musim panas ia mengenakan pakaian yang lebih tipis dan tidak mengurung badannya rapat-rapat.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
 89
  

























































































   95   96   97   98   99