Page 106 - Buku Paket Kelas 12 Agama Khonghucu
P. 106

        Dari hal itu dapatlah kita sepakati beberapa tahapan dalam memperbaiki kesalahan.
1. Menyerang keburukan sendiri dan berani (secara jujur) mengakui setiap kesalahan.
2. Bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan.
3. Tidak menyepelekan kesalahan-kesalahan kecil.
4. Belajar dari kesalahan.
5. Membatasi diri.
a. Berani Mengakui Kesalahan
Ego mungkin menjadi penghalang utama untuk mau mengakui (secara jujur) kesalahan yang telah kita lakukan. Masalahnya bukan karena kita tidak menyadari akan kesalahan itu (merasa benar), tetapi lebih karena kita ‘tidak berani mengakui’. Bahkan kalau mungkin (dengan segala cara) kita akan berusaha menutupi setiap kesalahan yang telah kita lakukan.
Ironisnya, banyak orang menutupi kesalahan yang ia lakukan dengan kebenaran (jasa) yang telah ia lakukan. Berharap orang lain akan memaklumi dan menoleransi kesalahannya yang ia lakukan dengan menunjukkan kebenaran yang telah ia lakukan.
Penghalang (karena ego) ini mungkin menjadi lebih berat untuk mereka yang berada pada posisi ‘lebih tinggi’ (baik lebih tinggi dalam hal usia, status sosial, jabatan, dan/atau pendidikan), meskipun di dalam hatinya ia mengakui akan kesalahannya.
 Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.6 Berani mengakui kesalahan
98
Perhatikan pertengkaran dari dua orang yang masing-masing mengaku dirinya sebagai pihak yang benar, tidak akan pernah selesai atau bahkan untuk sekadar mereda, jika keduanya tidak ada yang mau (berani dan rendah hati) mengakui kesalahan. Mungkinkah keduanya di pihak yang benar? Atau mungkin keduanya adalah salah. Tetapi memang bukan itu masalahnya.
Bila salah satu mau mengakui walaupun hanya dengan mengatakan ’Mungkin saya yang salah’ pertengkaran pasti akan mulai mereda. Hal ini masih tergolong wajar kalau
   Kelas XII SMA/SMK
          



















































































   104   105   106   107   108