Page 47 - Buku Paket Kelas 12 Agama Khonghucu
P. 47
Hikmah Cerita
Qing Berbunyi Sendiri
Ada sebuah kuil tua di Luoyang yang mempunyai sebuah Qing. Qing itu sering berbunyi sendiri “ding, ding, ding”. Lalu, tersiar gosip bahwa qing tersebut dimainkan oleh hantu. Karena gosip inilah orang yang datang beribadah semakin sedikit.
Kepala kuil juga menjadi sakit karena khawatir. Seorang temannya yang bernama Cao Shaokui datang berkunjung dan menghiburnya; “Meskipun bunyi-bunyi itu aneh, kalau kita dapat menemukan sumbernya, tak ada yang perlu ditakuti”. Saat itu juga lonceng kuil berdentang “dang, dang dang”. Dan pada saat yang sama, qing tersebut juga berbunyi.
Cao Shaokui bertanya kepada kepala kuil: “Apakah qing ini selalu mengikuti lonceng dan berbunyi pada saat yang sama?” Kepala biara berkata: “Saya tidak memperhatikan, tetapi karena Anda menyakannya saya rasa iya”. Cao Shaokui tersenyum dan berkata: “Saya tahu kenapa qing itu berbunyi sendiri”. Lalu ia meminta pisau pemoles dan memoles qing itu beberapa kali. Ia lalu berkata: “Sudah tak apa-apa sekarang, qing ini tidak akan berbunyi sendiri lagi”. Benar saja, hari- hari selanjutnya, qing itu tidak berbunyi sama sekali.
Cao Shaokui menjelaskan: “Qing itu berbunyi karena lonceng. Karena keduanya kebetulan mempunyai resonansi yang sama; maka saat lonceng berdentang, qing akan ikut berbunyi. Saya sudah memoles qing itu untuk mengubah nadanya sehingga tidak ikut bergaung bersama lonceng”.
Sumber: Mary Ng En Tzu “Inspiration from The Great Learning”. PT. Elex Media Komputindo Jakarta. 2002.
39
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti