Page 76 - Buku Paket Kelas 12 Agama Khonghucu
P. 76
Kristen dengan tokoh agama Khonghucu di Zhongguo, Korea, dan Jepang. Sastrawan angkatan lama Kwee Kek Beng mengungkapkan masuknya misionaris Kristen ini mula-mula ke Jepang, namun menemui banyak kesulitan, maka mereka mengalihkan misi pengembangan agama Kristen dari Jepang ke Zhongguo. Mereka berharap jika misi Kristenisasi mereka berhasil di Zhongguo, maka Jepang akan mengikuti.
Di dalam era Dinasti Song ini pula dikenal tokoh-tokoh cendekiawan dan agamawan Islam yang cukup dikenal, bahkan di masyarakat China di abad ke-12 Masehi yaitu: Imam Al-Ghazali (1057-1112 M); banyak tulisan beliau merenungkan tentang “kebersihan hati-nurani”. Pada abad yang sama ada seorang tokoh utama agamawan Khonghucu yaitu: Zhuxi (1130-1200 M) yang memberi kata pengantar kitab Ajaran Besar (Daxue), kitab tuntunan spiritual pembinaan diri yang mengajarkan hal “kelurusan hati nurani”. Adanya kedekatan pemahaman kedua ajaran di atas kini masih menarik untuk menjadi pengkajian para ahli kedua agama, Islam dan Khonghucu.
Kitab Ajaran Besar atau Daxue merupakan bagian utama dalam bab 42 Kitab Liji. Cendekiawan agama Khonghucu abad ke-12, Zhuxi kemudian mengambil inisiatif luar biasa menyatukan Bab 42 Kitab Liji yang dikenal sebagai Daxue (Ajaran Besar) itu dengan Bab 31 Kitab Liji yang dikenal sebagai Zhongyong (Tengah Sempurna); yang ditambah dengan dua kitab Shisanjing, yakni kitab Lunyu (Sabda Suci) dan kitab Mengzi (Mencius, merupakan satu kesatuan kitab suci yang empat, Sishu.
Dalam hikayat hidupnya, Zhuxi adalah tokoh utama agama Khonghucu era Dinasti Song, berasal dari wilayah Fujian (Hokkian) sekarang. Beliau menamakan diri sebagai pewaris atau murid dari tokoh Dao Xue Jia (neo- Confucianisme) bernama: Zhengyi atau Zi Zhengzi (1033-1108 M). Zhengyi adalah adik tokoh cendekiawan Khonghucu bernama: Zhenghu (1032-1085 M). Zhengyi begitu pula Zhuxi dikenal oleh cendekiawan Barat sebagai beraliran rasional (Li-xue).
Sedangkan Zhenghu dan penerusnya yang menjadi tokoh agama Khonghucu sekitar tiga abad kemudian, yakni dari era dinasti Ming (1368-1644 M) bernama: Wang Yangming (1472-1529 M) dikenal sebagai beraliran idealis/ aliran nurani (Xin-xue). Wang Yangming inilah yang cukup dikagumi para cendekiawan Ru di Jepang, disamping mazhab Zhuxi yang lebih tua. Di negeri Jepang ini Beliau disebut dengan “Oyomi”. Kita sungguh kagum, bahwasanya di Jepang para cendekiawan Ru Jepang semenjak abad pertengahan banyak mendirikan lembaga ibadah dan lembaga studi Rujiao, di samping bangunan Kuil Shinto mereka.
68
Kelas XII SMA/SMK