Page 97 - Buku Paket Kelas 12 Agama Khonghucu
P. 97
Selanjutnya, kata Junzi berarti seseorang yang telah mencapai tingkat moral dan intelektual yang tinggi. Dengan kata lain, Junzi dapat diartikan sebagai seorang susilawan atau orang yang berbudi luhur.
Kebalikan atau lawan dari seorang Junzi adalah Xiaoren (orang berbudi rendah). Nabi Kongzi mengharapkan para muridnya untuk menjadi seorang Junzi. Dalam Kitab Sabda Suci (Lunyu), beliau menggunakan serangkaian perumpamaan yang berbeda tentang sifat masing-masing untuk memberikan dorongan kepada para muridnya agar menjadi seorang yang terbina, yang berbudi luhur (Junzi) bukan hidup sebagai orang yang picik, berbudi rendah (Xiaoren).
Karakter Junzi seyogyanya menjadi cita-cita setiap orang. Jadi cita-cita dalam hidup bukanlah hanya soal pencapaian secara materi atau pencapaian secara keduniawian, tetapi kualitas moral adalah yang utama. Nabi Kongzi berkata kepada Zixia, ”Jadilah umat Ru yang Junzi, jangan menjadi umat Ru yang Xiaoren”. (Lunyu. VI: 13)
Menjadi seorang yang berbudi luhur (Junzi) adalah tujuan tertinggi dalam pembinaan moral. Itulah sebabnya mengapa agama Khonghucu menekankan komitmen menyeluruh terhadap tujuan ini.
Nabi Kongzi bersabda, “Untuk menjadi seorang nabi atau seorang yang berpericinta kasih, bagaimana Aku berani mengatakan? Tetapi dalam hal belajar dengan tidak merasa jemu, mendidik orang dengan tidak merasa capai, orang boleh mengatakan hal itu bagi-Ku”. (Lunyu. VII: 34)
Selain itu, beliau juga bersabda, “Biar aku tidak dapat menjumpai seorang nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagiku. Biar aku tidak menjumpai seorang yang sempurna kebaikannya, asal dapat menjumpai seorang yang berkemauan tetap, cukuplah bagiku. Orang yang sesungguhnya tidak mempunyai, tetapi berlagak mempunyai; sebenarnya kosong, tetapi berlagak penuh; dan sesungguhnya kekurangan, tetapi berlagak mewah; niscaya sukar mempunyai kemauan yang tetap”. (Lunyu. VII: 26).
B. Prinsip Utama Junzi
1. Berubah Menjadi Lebih Baik
Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Artinya, bahwa segala sesuatu akan mengalami perubahan (tidak ada yang tetap, kecuali perubahan). Bila perubahan adalah sebuah keniscayaan, maka pertanyaannya adalah: “Ke mana arah perubahan itu?” Berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk itulah masalahnya.
89
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti