Page 137 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi pekerti
P. 137
pun dapat menemukan kesejahteraan dan kepuasan hidup tanpa mengembangkan kehidupan moral mereka, dan belajar secara rutin. Nabi Kongzi menggambarkan:
”Seorang Junzi meluaskan pengetahuannya dengan mempelajari kitab-kitab dan membatasi diri dengan Kesusilaan. Dengan demikian, ia tidak sampai melanggar Kebajikan.” (Lunyu VI: 27)
Hal ini mengingatkan kita bahwa kehidupan yang tidak teruji tidak akan berguna. Hanya orang yang hidupnya dengan belajar, mencari, menguji, dan bermoral adalah benar-benar puas, penuh arti, dan berguna.
2. Kemauan untuk Belajar
Segala sesuatu yang berguna dalam hidup ini memerlukan kekuatan dan disiplin. Demikian pula dengan belajar. Kita melihat kehidupan Nabi Kongzi pada usia muda yaitu lima belas tahun, ia telah mempunyai semangat belajar yang luar biasa.
Apakah Nabi Kongzi telah menentukan hidupnya pada usia lima belas tahun untuk mengarah pada pembinaan moral dan belajar? Apakah akhirnya ia berpikir ajarannya kelak akan mempengaruhi kehidupan seluruh peradaban manusia? Mungkin tidak karena baginya ia belum dapat mencapai pendirian yang teguh sampai usia tiga puluh tahun dan tidak mempunyai keraguan dalam pikiran pada usia empat puluh tahun. Beliau belum mengerti tujuan dalam hidup dalam hubungannya dengan tujuan yang lebih tinggi untuk mematuhi kehendak atau Firman Tuhan pada usia lima puluh tahun. Ia belum dapat mengerti dan menerima kebenaran sampai usia enam puluh tahun, dan dapat mengikuti gerak hati dengan tidak melanggar garis Kebenaran pada usia tujuh puluh tahun.
Gambar 7.7 Semangat belajar dimulai dari kita kecil dan tidak pernah berhenti Sumber: Dokumen Kemdikbud
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VIII| 131