Page 76 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi pekerti
P. 76

  70 | Kelas VIII SMP
           Hikmah Cerita
Semangat ”Dupa”
Orang mungkin sangat familiar dengan semangat lilin yang rela hancur untuk menerangi kegelapan. Namun patut untuk direnungkan serta diresapi pula, makna dari semangat ”dupa.” Lilin, rela meleleh menerangi kegelapan, namun demikian ada dua hal yang patut dibandingkan: pertama, orang pasti tahu sumber cahaya yang menerangi kegelapan tersebut, dan kedua, begitu nyala lilin habis, kegelapan kembali langsung terjadi lagi. Lain dengan dupa, ketika menebar harum semerbak jarang orang tidak tahu akan sumbernya ada di mana, dan walau sudah habis terbakar menjadi abu, tidak bisa kita pungkiri keharumannya masih tersisa serta tetap meninggalkan kesan.
Demikian kita sebagai umat manusia yang beriman, mampukah menyikapi semangat dupa ini dalam realitas amal perbuatan sehari- hari, sehingga dalam setiap langkah melakukan kebaikan tidak selalu harus diketahui bahwa akulah sang pelakunya untuk (apapun motifnya) beroleh penghargaan. Mampukah kita dalam tingkah laku meninggalkan keharuman yang masih mengesankan walaupun badan ini telah berkalang tanah?
Bingcu mengatakan bahwa watak sejati manusia itu baik. (Mengzi III A :1)
Hidup manusia difitrahkan lurus, kalau tidak lurus tetapi terpelihara juga kehidupannya, itu hanya kebetulan.
(Lunyu VI :19)
Cinta kasih itulah kemanusiaan,
dan kalau kata itu telah menyatu dengan perbuatan, itulah Jalan
Suci.
(Mengzi VII B : 16)
        






















































































   74   75   76   77   78