Page 77 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi pekerti
P. 77
Spirit dari perumpamaan tadi ialah merupakan simbol dari sifat luhur kemanusiaan kita sendiri. Dalam agama Khonghucu kita sebut kebajikan watak sejati insani. Kelurusan kodrat dan fitrah watak sejati inilah jika disimbolkan sebagai ’harum-semerbak’ dupa yang dibakar, memang tidak diketahui, bahkan tidak memiliki ego untuk ingin diketahui. Karena memang pengembangan keharuman kebajikan, katakanlah amal perbuatan yang baik, menolong sesama dan lain-lain kebaikannya, memang merupakan fitrah insani, kodrat dan kewajaran tiap manusia dalam hidupnya. Sebab watak sejati tak lain dari Firman Tian itu sendiri.
Tekun hidup sesuai firman, memberikan diri banyak bahagia.
(Mengzi IV A : 4)
Adapun kebahagiaan yang sejati itu datang dari firman-Nya juga, bukan atas permintaan ego manusia. Dengan ikhlas beriman dan hidup dalam jalan suci hidup sesuai firman Tian (Tian Ming), hidup ini akan dirasakan penuh berkat dan bahagia.
Orang yang sungguh-sungguh sepenuh hati menempuh jalan suci lalu mati, ia lurus di dalam firman.
(Mengzi VII A : 2)
Seorang kuncu tidak hanya kuatir setelah mati namanya tidak disebut-sebut lagi.
(Lunyu- Sabda Suci XV : 20)
Demikianlah keharuman perbuatan dalam jalan suci, biarpun sampai badan berkalang tanah tetap terjaga kelurusan diri kita di dalam firman, inilah sumber kebahagiaan yang sejati. Oleh karenanya, insan beriman itu bukan sekedar ingin disebut-sebut setelah ia mati, namun justru sepanjang hidupnya senantiasa berusaha mengisi dengan keharuman kebajikan, tanpa pamrih dan keinginan akan diketahui, tetapi karena sadar inilah fitrah kita.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VIII | 71