Page 135 - Buku Paket Kelas 10 Agama Katolik
P. 135

                                                                                                   A. Sengsara dan Wafat Yesus
Kematian merupakan peristiwa yang amat sangat biasa. Apapun yang hidup pasti suatu saat akan mati. Kematian seolah menjadi titik akhir dari kehidupan manusia, setelah itu ia lenyap bagai ditelan bumi. Tetapi, Iman kristiani justru menegaskan, bahwa seharusnya kematian dihayati sebagai pintu masuk pada kehidupan baru, kehidupan kekal bersama dengan Allah. Maka persoalannya adalah: bagaimana manusia mempersiapkan dan menghayati kematian.
Wafat Yesus adalah kenyataan historis. Sengsara dan wafat Yesus merupakan tanda terbesar kasih Allah kepada manusia. Sengsara dan wafat Yesus juga merupakan tanda agung dari Kerajaan Allah. Yesus telah mewartakan Kerajaan Allah melalui kata-kata dan perbuatan. Yesus menyadari bahwa kesaksian yang paling kuat dalam mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah ialah kesediaan-Nya untuk mati demi Kerajaan Allah yang diperjuangkan-Nya. Maka, Yesus berani menghadapi risiko ini dengan penuh kesadaran dan tanpa takut. Yesus yakin dengan sikap-Nya yang konsekuen dan berani menghadapi maut akan memberanikan pula semua murid-Nya dan pengikut-pengikut- Nya untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah walaupun harus mempertaruhkan nyawanya.
Doa
Allah, Bapa yang Mahakasih,
kami bersyukur atas kebesaran kasih-Mu kepada kami,
sebab nyatalah dalam hidup kami,
bahwa kasih-Mu itu tak pernah putus oleh kedosaan kami sekalipun. Bahkan saat dunia terkungkung maut,
Engkau merelakan Putera-Mu sendiri menjadi penebus kami.
Semoga seperti Kristus,
kami pun selalu setia kepada Engkau sekalipun harus menderita sengsara dan wafat Amin.
                      Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 129
                                                                                              






















































































   133   134   135   136   137