Page 60 - Buku Paket Kelas 10 Agama Katolik
P. 60
“Saya sudah ngantuk, mau bobo ah....”. “Pulang sekolah hujan deras, enaknya ngapain yach...”. “Makan dulu ach...”, “Di rumah sendirian, bete rasanya...”, dan yang lainnya....
Lalu apa untungnya menulis seperti itu, baik bagi diri sendiri maupun orang lain?
Sudah saatnya kita menggunakan media sebagai sarana membawakan kabar gembira bagi siapapun yang akan melihat atau membacanya.
Mungkin akan lebih baik bila menuliskan hal-hal yang dapat membantu orang berpikir dan berefleksi, misalnya: “hari ini ibuku ultah. Tuhan terima kasih atas pemeliharaan-Mu, dan berkatilah kami anak-anaknya agar selalu setia mendampingi ibu di masa tuanya..”
Kata-kata yang indah bukan?
Mungkin ada teman-temanmu yang membaca lalu merasa ditegur atau merasa diingatkan: “Oya..aq koq sering melupakan Ultah Ibuku.... aq koq jarang mendoakan ibu....”
Bagaimana dengan pengalamanmu?
Untuk dipahami
• Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium secara harafiah berarti perantara atau pengantar dalam hal ini untuk menyalurkan pesan atau informasi.
• Kita sekarang sedang mengalami revolusi informasi. Karena berbagai kemajuan teknologi media, kita dibanjiri oleh arus informasi yang melimpah ruah dan tidak henti, hampir tanpa saringan. Informasi-informasi itu dapat berupa informasi yang baik dan membangun, tetapi juga dapat berupa informasi yang buruk dan merusak.
• Kita harus memiliki sikap kritis terhadap semua informasi yang kita terima. Sikap kritis berarti dapat memilah-milah mana yang benar dan mana yang salah; mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang positif dan mana yang negatif. Jadi, kita harus bersikap kritis terhadap pengaruh positif dan negatif dari media yang menyuguhkan berbagai informasi.
• Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang media, me- lainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis mengandalikan kedewasaan
54 Kelas X SMA/SMK