Page 218 - Buku Paket Kelas 12 Bahasa Indonesia
P. 218

Aksara yang Membingungkan
Jamal D. Rahman
Datanglah ke terminal yang ada di Indonesia. Hal pertama yang segera Anda temukan adalah tidak memadainya informasi tertulis menyangkut kebutuhan-kebutuhan primer yang diperlukan calon penumpang. Tidak ada informasi tertulis tentang kendaraan apa saja yang tersedia di terminal, rute mana saja yang dilayani, jam keberangkatan, jam kedatangan, dan tarif yang ditetapkan. Ini tidak berarti di terminal-terminal kita sama sekali tidak ada informasi tertulis. Di terminal, kita tentu saja selalu ada informasi tertulis. Akan tetapi, calon penumpang yang hanya mengandalkan informasi tertulis yang tersedia di terminal dijamin bingung atau tersesat. Aksara di sana bagaimana pun membingungkan.
Calon penumpang dituntut untuk bertanya kepada petugas atau calon penumpang lain tentang beberapa hal untuk memenuhi kebutuhan primer mereka di terminal: kendaraan apa yang bisa dipilih, loket penjualan tiket, tarif perjalanan, jam keberangkatan, ruang tunggu, dan lain lain. Dengan kata lain, informasi tertulis yang tersedia tidak bisa diandalkan seratus persen. Meskipun ada informasi tertulis, calon penumpang masih harus mencari informasi lisan. Anehnya, informasi lisan kadang kala berbeda atau bertentangan dengan informasi tertulis. Lebih aneh lagi, informasi lisan kadang kala justru lebih bisa dipercaya dibanding informasi tertulis.
Datanglah juga ke stasiun kereta api yang ada di Indonesia. Kita akan menemukan hal serupa.
Baiklah kita coba datang juga ke bandar udara yang ada di Indonesia. Kita akan menemukan hal serupa pula. Misalkan kita akan terbang dari Jakarta katakanlah ke Balikpapan, dan kita telah memiliki tiket satu maskapai penerbangan, kita tidak akan mendapatkan informasi tertulis tentang di terminal berapa kita akan naik pesawat. Perlu diketahui bahwa bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, terdiri atas 3 terminal domestik. Setiap terminal melayani penerbangan maskapai berbeda-beda. Agar kita tidak salah masuk terminal di Bandara Soekarno-Hatta, kita harus mencari informasi lisan tentang terminal yang melayani maskapai penerbangan kita. Kita bisa bertanya kepada petugas bandara, calon penumpang, sopir bus bandara, atau sopir taksi.
Sampai batas tertentu, kenyataan tersebut merefleksikan kegagapan keberaksaraan kita di tengah begitu mengakarnya kelisanan dalam kehidupan praktis sehari-hari. Kelisanan jelas tak mungkin dipertahankan dalam banyak aspek kehidupan praktis kita. Betapa repot dan alangkah boros menjelaskan
212 Kelas XII
   Bahasa Indonesia
        

























































































   216   217   218   219   220