Page 103 - Buku Paket Kelas 3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
P. 103
Pada suatu hari, dalam pelayaran dagang keliling nusantara, kapalnya singgah di kota kediaman ibunya. Orang-orang sekampung yang masih mengenal Malin Kundang segera memberitahu ibunya bahwa mereka melihat Malin Kundang. Maka datanglah sang ibu untuk menjumpai anaknya.
Dari jauh Malin Kundang melihat ibunya datang dan masih mengenalinya. Ibunya sudah tua dan sakit-sakitan. Tetapi, Malin Kundang tidak mau menjumpainya. Ia malu terhadap istri dan anak- anaknya, jika mereka mengetahui bahwa wanita tua dan miskin itu adalah ibunya. Ia tetap menolak ibunya, walaupun ibunya hanya meminta waktu sejenak untuk memandang wajahnya.
Ia meminta kepada anak buahnya agar kapal segera bertolak dari kota pelabuhan itu. Kapal pun bertolak dari pelabuhan dan makin lama makin jauh. Tiba-tiba, datanglah badai gelombang yang dahsyat dan guntur menggelegar, kilat pun menyambar-nyambar. Kapal Malin Kundang diangkat gelombang tinggi, lalu dihempaskan ke dalam laut. Semua orang di dalam kapal itu meninggal. Tidak satu pun yang selamat. Kata orang, tempat kapal Malin Kundang tenggelam sampai sekarang masih ada, yakni berupa sebuah batu karang berbentuk kapal. (cerita ini diambil dari cerita rakyat Sumatra Barat)
Mari bertanya
Bertanya tentang cerita di atas.
Mari bermain
Bermain “Pak Pos”.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
97